Rusia nyatakan Resimen Azov Ukraina sebagai organisasi teroris
Media pemerintah Rusia telah berulang kali menunjukkan apa yang diklaim sebagai lambang, literatur, dan tato Nazi yang terkait dengan Azov.

Mahkamah Agung Rusia pada Selasa (2/8) waktu setempat, menyatakan, Resimen Azov Ukraina, sebagai organisasi teroris yang dilarang di Rusia. Ini sebuah sebutan yang memicu narasi Kremlin tentang perang di Ukraina dan dapat mengekspos tahanan perang Ukraina yang ditahan oleh Moskow untuk tuduhan terorisme.
Azov, yang memainkan peran penting dalam pertahanan Kota Mariupol, Ukraina Tenggara, telah berulang kali digambarkan oleh pejabat Rusia dan media pemerintah, sebagai formasi Nazi yang diduga melakukan kekejaman terhadap warga sipil Ukraina.
Media pemerintah Rusia telah berulang kali menunjukkan apa yang diklaim sebagai lambang, literatur, dan tato Nazi yang terkait dengan Azov, tetapi tidak ada bukti yang muncul untuk mendukung pernyataan tentang perlakuan mereka terhadap warga sipil.
Resimen Azov adalah unit dalam Garda Nasional Ukraina. Resimen ini tumbuh dari sebuah kelompok yang disebut Batalyon Azov, dibentuk pada 2014, sebagai salah satu dari banyak brigade sukarelawan yang bangkit untuk mendukung militer Ukraina yang kekurangan dana dan melawan separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur.
Batalyon Azov menarik pejuang dari lingkaran sayap kanan dan menimbulkan kritik untuk beberapa taktiknya. Anggotanya saat ini menolak tuduhan nasionalisme dan radikalisme.
Kantor Jaksa Agung Rusia mengajukan mosi untuk menunjuk resimen tersebut sebagai organisasi teroris pada Mei.
Di sisi lain, Azov dalam sebuah pernyataan online pada Selasa, menolak putusan Mahkamah Agung tersebut. Sekaligus menuduh Rusia “mencari alasan dan penjelasan baru untuk kejahatan perangnya.” Azov malah mendesak AS dan negara-negara lain untuk menyatakan Rusia sebagai “negara teroris.”
“Rusia telah membuktikan status ini selama bertahun-tahun dengan tindakan sehari-harinya,” kata pernyataan itu.
Puluhan pejuang Azov ditawan oleh Moskow. Pihak berwenang Rusia telah membuka beberapa kasus kriminal terhadap mereka, menuduh mereka membunuh warga sipil.
Pekan lalu, puluhan tawanan perang Ukraina tewas dalam ledakan di sebuah barak di sebuah koloni penjara di Olenivka, sebuah kota timur yang dikendalikan oleh separatis pro-Rusia. Moskow, dan Kyiv telah saling menyalahkan atas serangan itu, dengan Kyiv mengatakan Rusia meledakkan barak untuk menutupi penyiksaan terhadap tawanan perang.
Sumber : Associated Press

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Murah tawa rentan bahaya di wahana pasar malam
Selasa, 16 Agst 2022 06:18 WIB
Marketplace pungut biaya jasa Rp1.000, masa bakar uang mulai berakhir?
Senin, 15 Agst 2022 07:13 WIB