Serangan ke favela tewaskan 11 orang termasuk ketua geng kriminal tertua di Brasil
Comando Vermelho adalah salah satu geng kejahatan tertua dan terbesar di Brasil, yang sangat berfokus pada perdagangan narkoba.

Polisi Brasil menyerang sebuah favela di dekat negara bagian Rio de Janeiro. Aksi itu menewaskan sedikitnya 11 orang, termasuk tersangka pemimpin geng kejahatan yang aktif di utara Brasil, lapor media lokal.
Polisi memastikan bahwa penggerebekan dilakukan di Kompleks Salgueiro di Sao Goncalo, bagian dari wilayah metropolitan Rio, Kamis (23/3). Tujuan penggerebekan itu adalah "menangkap anggota [geng] Comando Vermelho dari negara bagian [utara] Para yang berlindung di distrik tersebut," kata pernyataan polisi.
Comando Vermelho adalah salah satu geng kejahatan tertua dan terbesar di Brasil, yang sangat berfokus pada perdagangan narkoba.
Saat tiba di favela, "polisi diserang oleh penjahat," yang menyebabkan "baku tembak yang intens," kata polisi sipil.
Gubernur negara bagian Para, Helder Barbalho, mengatakan di Twitter, "Leonardo Araujo, yang dikenal sebagai buronan 'L41', tewas dalam bentrokan dengan agen keamanan. Dia adalah pemimpin utama organisasi kejahatan terbesar yang beroperasi di Para, dan juga memerintahkan berbagai serangan di Rio de Janeiro.
Dan gubernur negara bagian Rio Claudio Castro di Twitter mengatakan bahwa dua penjahat yang mengendalikan geng kriminal di [negara bagian timur laut] Sergipe dan Para ditangkap. Itu merujuk pada penangkapan hari Kamis dan operasi lain di bagian utara kota.
Selain 11 orang tewas, dua wanita, berusia 53 dan 62 tahun, terluka dalam bentrokan itu, kata kantor berita G1.
Lebih dari seribu orang terbunuh pada tahun 2021
Menurut polisi, operasi hari Kamis secara khusus menyasar orang-orang yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan terhadap agen keamanan publik di Para, di mana 40 petugas tewas sejak 2021.
Serangan juga diluncurkan untuk menargetkan pemimpin geng yang "terlibat dalam serangan baru-baru ini" di bagian barat Rio, di mana beberapa mobil dibakar pada hari Rabu.
Amnesty International Brazil mengecam pemerintah Rio, mengatakan tindakannya "sangat mematikan" dan bagian dari "melembagakan kebijakan pemusnahan" di wilayah Sao Goncalo.
"Berapa lama populasi favela berkulit hitam dan terpinggirkan harus menahan kebijakan perang yang mendorong polisi di Rio?" tweet LSM itu.
Lebih dari 1.300 orang tewas di tangan polisi di negara bagian Rio de Janeiro pada 2021, menurut proyek data Violence Monitor.(trt)

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Ancaman nyata kala mesin mulai menggantikan manusia
Jumat, 02 Jun 2023 18:48 WIB
Kerawanan Pemilu 2024: Dari politik uang hingga intimidasi
Rabu, 31 Mei 2023 16:44 WIB