sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Siapa yang mampu mengalahkan Erdogan?

Pemilu kali ini dirasa sangat penting karena adanya amenendemen konstitusi tahun lalu yang memberikan pengaruh lebih luas kepada Presiden

Dika Hendra
Dika Hendra Sabtu, 23 Jun 2018 17:54 WIB
Siapa yang mampu mengalahkan Erdogan?

Rakyat Turki akan memberikan suaranya pada Sabtu (24/6), untuk memilih anggota parlemen, dan Presiden dengan kekuasaan yang telah ditingkatkan. Masa depan politik Turki ditentukan saat pemilu tersebut.

Pemilu kali ini dirasa sangat penting karena adanya amenendemen konstitusi tahun lalu yang memberikan pengaruh lebih luas kepada Presiden baru. Sebelumnya Presiden Turki hanya jabatan simbolis dalam sistem parlementer. Sistem pemerintahan Turki beralih ke presidensial karena dinilai pemerintahan lebih kuat dan stabil. Sebaliknya, kekuasaan kabinet dan parlemen akan dikurangi.

Jadwal pemilu parlemen sebenarnya dijadwalkan pada 3 November 2019. Tapi, jadwal tersebut dimajukan lebih dari setahun pada April lalu.

Hal yang menarik adalah pemilu kali ini dilaksanakan disaat status darurat yang telah diberlakukan sejak kudeta terhadap pemerintahan Recep Tayyip Erdogan pada Juli 2016 lalu.

Pemilu parlemen akan menentukan 600 anggota parlemen. Sebelumnya pemilu parlemen digelar empat tahun sekali, tapi kini digelar setiap lima tahun sekali. Itu sama sama seperti pemilu presiden yang digelar juga lima tahun sekali.

Saat ini, parlemen dikuasai Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang menguasai tiga perlima kursi parlemen. Mereka menguasai Turki setelah pemilu 2015.

Sementara itu, enam politikus maju pada pemilu presiden Turki. Itu menunjukkan kalau tidak kandidat yang melampui lebih dari 50%, maka pemilu digelar dua periode.

Kandidat calon presiden petahana Erdogan menjadi kandidat yang paling kuat. Dia merupakan capres yang diusung Aliansi Rakyat yang didukung penuh AKP. Dia telah berkuasa selama lebih dari 15 tahun.

Sponsored

Melansir Al Jazeera pada Sabtu (23/6), selama kepemimpinan Erdogan, dia mampu membawa Turki melesat dalam bidang perekonomian. Dia mengubah haluan politik luar negeri Turki ke Timur. Tapi, Erdogan kerap dikritik karena sikap otoriternya, terutama dalam menangani pascakudeta terhadap pemerintahannya.

Pesaing utama Erdogan adalah Muharrem Ince (54). Dia merupakan kandidat dari CHP, partai oposisi terkuat di Turki. Dia dikenal sebagai kritikus utama Erdogan. Jika berkuasa, Ince berjanji akan menciptakan konstitusi baru yang akan memperkuat sistem parlemen yang lebih kuat.

Mampukan Ince atau pun capres lainnya mampu mengalahkan Erdogan? Jawabannya tidak! Erdogan sudah melembaga di semua lini di Turki dan dia mampu menggaet hati rakyatnya dengan gaungan patriotisme dan nasionalisme yang kuat.

“Sebagian jajak pendapat memprediksi Erdogan akan memenangkan pemilu presiden,” kata Marc Peirini dari Carnegie Europe, lembaga konsultan politik, dilansir Irish Times. “Meskipun selama kepemimpinan Erdogan, kebebasan dan toleransi terpecah. Turki pun akan terbelah lebih dalam jika Erdogan menang,” ucapnya

Berita Lainnya
×
tekid