sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Suhu di Antartika timur 40 derajat celcius lebih hangat, bukti krisis iklim?

Dalam standar Antartika, suhu dianggap hangat apabila telah melewati -18 derajat celcius mendekati nol. 

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Minggu, 20 Mar 2022 10:37 WIB
Suhu di Antartika timur 40 derajat celcius lebih hangat, bukti krisis iklim?

Lokasi terdingin di bumi, Antartika wilayah timur, mencapai suhu terhangat yang belum pernah diamati sebelumnya pada pekan ini. Fenomena yang membuat suhu di Antartika timur menjadi 40 derajat celcius lebih hangat pun mengejutkan para ilmuwan.

Peneliti yang mempelajari meteorologi kutub di Universite Grenoble Alpes, Prancis, Jonathan Wille, menyebutkan, peristiwa ini membuat para ilmuwan perlu mengkaji ulang sistem iklim di Antartika.

"Klimatologi Antartika telah ditulis ulang karena suhu yang tidak terpikirkan sudah terjadi," ujar seorang peneliti yang telah menerbitkan studi tentang suhu Antartika, Stefano Di Battista. Dua ilmuwan itu berkesimpulan, kenaikan suhu disebabkan perubahan iklim karena perbuatan manusia.

Dalam standar Antartika, mengutip The Washington Post pada Minggu (20/3), suhu dianggap hangat apabila telah melewati -18 derajat celcius mendekati nol. Pasalnya, suhu rata-rata di Vostok, lapisan es bagian timur, adalah -53 derajat celcius pada Maret.

Suhu lalu melonjak ke -17,7 derajat celcius pada pekan ini. Suhu tersebut menjadi yang terpanas sejak pencatatan dimulai 65 tahun lalu. Sebelumnya, suhu terpanas berada di kisaran -30 derajat celcius dan tidak pernah lebih hangat.

Vostok, sebuah observatorium meteorologi Rusia, berjarak sekitar 808 mil dari Kutub Selatan dan berada 11.444 kaki di atas permukaan laut. Wilayah ini terkenal karena memegang suhu terendah yang pernah diamati di bumi, -89,2 celcius, pada 21 Juli 1983.

Stasiun penelitian Concordia Antartika Timur, yang dioperasikan Prancis dan Italia dan terletak sekitar 350 mil dari Vostok, juga mencatat kenaikan suhu menjadi -12,2 celcius, suhu tertinggi yang tercatat dalam setahun terakhir. Padahal, suhu tinggi rata-rata pada Maret sebelumnya sekitar -48,7 celcius.

Wille mengatakan, kondisi hangat di atas Antartika didorong sungai atmosfer yang ekstrem, sebuah fenomena di mana wilayah sempit di atmosfer menyimpan uap air yang berlebihan. Menurut model komputer, sungai atmosfer mengakibatkan curah hujan dalam jumlah intens dan berpotensi menyebabkan pencairan yang signifikan di daerah tersebut.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid