sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Turki marah, polisi Swedia biarkan Rasmus Paludan bakar Alquran

Rasmus Paludan, seorang politikus dari partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), membakar Alquran.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Minggu, 22 Jan 2023 08:10 WIB
Turki marah, polisi Swedia biarkan  Rasmus Paludan bakar Alquran

Turki mengutuk pembakaran Alquran yang terjadi dalam demonstrasi di Swedia, Sabtu (21/1). Turki menyebutnya sebagai tindakan keji. Dikatakan keputusan pemerintah Swedia untuk mengizinkan protes itu "sama sekali tidak dapat diterima".

Peristiwa itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik antara kedua negara.

Turki, yang telah mengimbau Swedia untuk menghentikan protes, sebelumnya membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia, Pal Jonson, dengan mengatakan perjalanan itu "kehilangan signifikansi dan maknanya".

Perjalanan itu diharapkan bisa menghilangkan keberatan Ankara terhadap negara Skandinavia yang bergabung dengan aliansi militer NATO. Turki sejauh ini telah menahan permintaan NATO dari Swedia dan Finlandia.

Turki menginginkan konsesi politik, termasuk deportasi pengkritik Presidennya, Recep Tayyip Erdogan, dan Kurdi yang diklaimnya sebagai teroris.

Turki sudah menjadi anggota NATO, yang berarti dapat memblokir negara lain untuk bergabung. Swedia dan Finlandia sama-sama mendaftar untuk bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Rasmus Paludan, seorang politikus dari partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), membakar Alquran selama protes pada Sabtu sore di luar kedutaan Turki di Stockholm. Polisi yang berjaga-jaga hanya mendiamkannya.

Paludan juga pernah mengadakan aksi unjuk rasa tahun lalu di mana dia mengancam akan membakar Alquran, sehingga memicu kerusuhan.

Sponsored

Turki adalah negara mayoritas Muslim. Kementerian Luar Negerinya mengeluarkan pernyataan mengecam tindakan tersebut, yang katanya terjadi meskipun "peringatan berulang".

"Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok 'kebebasan berekspresi' sama sekali tidak dapat diterima," katanya.

Ia menambahkan bahwa pembakaran Alquran adalah contoh lain dari sejauh mana Islamofobia, rasisme, dan diskriminasi yang "mengkhawatirkan" telah mencapai Eropa, dan meminta pemerintah Swedia untuk mengambil "langkah-langkah yang diperlukan".

Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom, menyebut tindakan itu "mengerikan".

"Swedia memiliki kebebasan berekspresi yang luas, tetapi itu tidak berarti bahwa pemerintah Swedia, atau saya sendiri, mendukung pendapat yang diungkapkan," tulisnya di Twitter.

Protes terpisah baik untuk mendukung maupun melawan Turki juga diadakan di Stockholm.

Setelah Turki membatalkan perjalanan menteri pertahanan Swedia, Jonson mencuit di twiter: "Hubungan kami dengan Turki sangat penting bagi Swedia, dan kami berharap untuk melanjutkan dialog tentang masalah keamanan dan pertahanan bersama di kemudian hari."(bbc)

Berita Lainnya
×
tekid