close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Suasana saat terjadinya listrik padam di Caracas, Venezuela, Kamis (7/3/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Jasso
icon caption
Suasana saat terjadinya listrik padam di Caracas, Venezuela, Kamis (7/3/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Jasso
Dunia
Jumat, 08 Maret 2019 17:07

Venezuela gelap gulita

Pemadaman listrik di Venezuela, negeri yang tengah dilanda krisis politik dan ekonomi, terjadi pada Kamis (7/3) malam.
swipe

Sebagian besar wilayah Venezuela dilanda pemadaman listrik pada Kamis (7/3) malam. Itu merupakan pemadaman listrik terbesar yang pernah terjadi di negeri kaya minyak tersebut.

Di Caracas, warga yang menggunakan transportasi umum terpaksa berjalan kaki setelah layanan mass rapid transit (MRT) terhenti. Sedangkan di jalan raya, rentetan mobil menyumbat alur lalu lintas akibat lampu merah yang padam.

Operator listrik negara, Corpoelec, menyalahkan pemadaman listrik pada apa yang mereka sebut sebagai serangan terhadap Bendungan Guri.

Bendungan Guri merupakan salah satu stasiun pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia dan fondasi jaringan listrik Venezuela.

"Kita telah menjadi sasaran dalam perang kekuatan listrik," tutur Menteri Tenaga Listrik Luis Motta.

Menteri Komunikasi Jorge Rodriguez menyebut pemadaman itu sebagai tindakan kriminal oleh ekstremis sayap kanan yang berniat menciptakan kekacauan dengan memutuskan aliran listrik selama beberapa hari.

Menurutnya, pemerintahan Maduro berhasil mengatasi sabotase tersebut dan menyalakan listrik di wilayah timur negara itu.

Pejabat pro-pemerintah kerap menyalahkan pemadaman listrik pada oposisi Venezuela, menuding mereka menyerang gardu listrik dengan bom molotov, meskipun jarang memberikan bukti atas tuduhan tersebut.

Pejabat pemerintahan tidak mengungkapkan seberapa besar jangkauan pemadaman listrik ini di Venezuela, meskipun media lokal mengatakan hampir seluruh wilayah kehilangan daya.

Motta mengatakan akan memakan waktu sekitar tiga jam agar layanan pulih sepenuhnya, meskipun kesabaran mulai menipis karena pemadaman terus berlanjut.

Di sebuah lingkungan di Caracas, penduduk membuka jendela mereka dan mulai menggedor pot dan wajan sebagai tanda protes, sementara sejumlah lainnya mengutuk Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Pemadaman listrik terjadi ketika Venezuela berada dalam pergolakan politik antara Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang oleh sekitar 50 negara telah diakui sebagai presiden sah Venezuela.

Oposisi menyalahkan kebijakan sosialis Maduro atas hiperinflasi Venezuela serta kekurangan makanan dan obat-obatan. Maduro menuduh Guaido berkonspirasi dengan pemerintahan Donald Trump dalam kampanye untuk menggulingkannya.

Melalui Twitter pada Selasa (5/3), Guaido menyuarakan amarahnya pada Maduro atas pemadaman listrik yang sedang terjadi.

"Bagaimana Anda memberi tahu seorang ibu yang perlu memasak, orang sakit yang hidupnya bergantung pada mesin, dan seorang pekerja yang harus membanting tulang bahwa kita adalah negara yang kuat tanpa listrik?," tulisnya.

Twitnya menggunakan tagar #SinLuz yang berarti tanpa cahaya.

"Listrik akan kembali menyala dengan berakhirnya perebutan kekuasaan," lanjutnya.

Sistem kelistrikan Venezuela pernah menuai keirian Amerika Latin tetapi kini kondisinya telah buruk setelah bertahun-tahun mengalami pemeliharaan dan pengelolaan yang salah.

Di pengadilan AS, sejumlah pejabat tinggi pemerintah telah dituduh atas dugaan penjarahan dana pemerintah yang dialokasikan untuk sistem kelistrikan.

Pemerintah mensubsidi biaya sistem kelistrikan untuk menjaga keterjangkauan biaya tagihan listrik rumahan. (France 24)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan