Warga Afrika Selatan berbaris untuk penghormatan terakhir Desmond Tutu
Tutu akan dikremasi dan jenazahnya dikebumikan di belakang mimbar katedral yang sering dia gunakan untuk berkhotbah menentang ketidakadilan

Orang-orang di Afrika Selatan berbaris pada Kamis (30/12) untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Uskup Agung Dasmond Tutu yang tubuhnya terbaring di Katedral St. George di Cape Town. Atas permintaanya Tutu disemayamkan dalam peti mati paling murah.
Tempat itu adalah saksi bisu ketika Tutu berkhotbah soal antiapartheid dan menentang ketidakadilan rasial. Tutu, yang juga pernah memenangi Nobel Perdamaian, dihormati di seluruh ras dan budaya di Afrika Selatan karena kejujuran moral dan perjuangan melawan pemerintahan minoritas kulit putih. Dia meninggal pada Minggu dalam usia 90 tahun.
"Saya datang ke sini hanya untuk memberikan penghormatan. Dia jelas salah satu panutan saya dan saya ingin meniru apa yang telah dia lakukan dalam hidupnya," kata Randall Ortel seperti dikutip Reuters.
Ortel adalah seorang dokter medis dan salah satu anggota masyarakat pertama yang mengantre untuk memasuki gereja. Warga lainnya, Amanda Mbikwana mengatakan dia telah tiba pada pukul lima pagi bersama ibu dan keponakannya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada laki-laki Afrika Selatan yang disebut "Tata", yang berarti ayah.
"Kami telah mengetahui pekerjaan Tata, dia telah membela kami dan kami di sini hari ini di negara bebas untuk memberinya penghormatan, untuk merayakan hidupnya dan untuk mendukung (istrinya) Mama Leah dan keluarga," kata Mbikwana, seorang manajer sumber daya manusia.
Peti mati pinus sederhana Tutu dengan pegangan tali, dihiasi dengan sikat anyelir putih, dibawa ke St. George, tempat yang menyediakan tempat yang aman bagi aktivis anti-apartheid selama pemerintahan minoritas kulit putih yang represif. Anggota keluarga bertemu peti mati di luar pintu masuk, di mana enam pendeta berjubah hitam membawa peti mati tertutup ke dalam tempat penghormatan terakhir.
Tutu akan dikremasi dan jenazahnya dikebumikan di belakang mimbar katedral yang sering dia gunakan untuk berkhotbah menentang ketidakadilan rasial. Masyarakat bisa melihat tubuh Tutu antara pukul sembilan pagi hingga lima sore pada hari Kamis dan Jumat, menjelang upacara pemakaman massal pada Sabtu (1/1) di mana Presiden Cyril Ramaphosa diperkirakan menyampaikan pidato. Upacara peringatan juga direncanakan untuk Tutu di Johannesburg dan Pretoria pada Kamis.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Fenomena ‘remaja jompo’: Saat sakit tak hanya dialami lansia
Rabu, 27 Sep 2023 12:51 WIB
Ketika relawan capres saling beralih dukungan
Selasa, 26 Sep 2023 06:36 WIB