sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Film lokal Indonesia bakal lebih banyak tersedia di Catchplay

Catchplay akan menjalin kerja sama produksi konten dengan sineas Indonesia.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Kamis, 12 Des 2019 11:35 WIB
Film lokal Indonesia bakal lebih banyak tersedia di Catchplay

Layanan streaming hiburan Catchplay kian menancapkan eksistensinya di tanah air. Dalam rangka memperbesar pangsa pasar dalam negeri, Catchplay berencana menghadirkan lebih banyak lagi layanan film lokal.  

Sejak beroperasi pada tahun 2017, Catchplay memperluas wilayah layanan kontennya seperti: Taiwan, Singapura, dan Indonesia. Dalam perkembangannya, sebagai layanan konten hiburan digital di kawasan Asia Pasifik, Catchplay telah memuat sekitar seribu judul film panjang dari seluruh dunia. 

Film yang ditayangkan seperti: kelas blockbuster dan box office yang produksinya dalam rentang waktu 2017-2019. Beberapa di antaranya adalah: John Wick 3: Parabellum, Fast and Furious: Hobbs & Shaw, Joker, dan Gemini Man. 

Kini, dengan mengusung nama baru menjadi Catchplay+, sejumlah film-film lokal Indonesia direncanakan akan tersedia dalam layanan ini. 

Chief Executive Officer Catchplay Group Daphne Yang menjelaskan, memanjakan penonton Indonesia, Catchplay+ mengalokasikan sekitar 20-25% jumlah film dari konten film lokal Indonesia. 

Sejalan dengan Mira, Daphne mengungkapkan, Catchplay+ pun akan menjalin kerja sama produksi konten dengan sineas Indonesia yang nantinya juga ditayangkan melalui Catchplay+.

"Catchplay punya orang-orang yang passion dan paham tentang pembuatan film. Platform digital ini menarik bagi konten kreator, selain juga dapat memperpanjang umur konten film untuk dapat terus diakses publik," ucap Mira. 

Riri menilai layanan digital ini dapat memutus peluang pembajakan film di bioskop. Serta lebih mendorong masyarakat untuk dapat mengapresiasi karya film secara adil dan bijak.

Sponsored

Daphne mengatakan, Catchplay+ juga merencanakan kerja sama produksi beberapa film miniseri dengan kualitas terbaik. Pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah rumah produksi di Indonesia.

Ambil contoh, setiap film miniseri yang akan diproduksi itu rata-rata berjumlah 6 hingga 20 episode. Ini dipengaruhi kebiasaan penonton yang bertahan menonton sebuah judul film miniseri hanya selama dua minggu. Setelah itu penonton pada layanan menonton digital ini akan berpindah menonton film lain.

Selain itu, kerja sama tersebut juga dibangun untuk memproduksi konten film panjang yang berkualitas secara komersial dan artistik.

“Setiap minggu bakal ada konten film-film baru dengan kualitas high definition. Kami tertarik memproduksi film local series dengan beberapa produser di Indonesia, termasuk Mira Lesmana. Para pengguna Catchplay+ juga dapat mengusulkan film apa yang ingin ditambahkan di koleksi Catchplay+,” ujar Daphney.

Catchplay+ memiliki sistem yang dapat membaca karakter kalangan penonton tertentu. Sehingga dapat menentukan peruntukan film yang cocok bagi preferensi kalangan penonton yang lebih spesifik. 

Produser Mira Lesmana menilai, dibandingkan platform menonton digital lainnya, hal itu sangat membantunya dalam memperkirakan produksi film-film seperti apa yang lebih cocok untuk ditayangkan pada layar lebar atau melalui platform digital.

Selain itu, dengan Catchplay+ jumlah penonton film lokal bakal bertambah. Sekalipun film tersebut sudah tidak lagi tayang di bioskop. 

Pada film Bebas yang diproduserinya misalnya, Mira memperkirakan jumlah penonton film tersebut akan bertambah dua kali lipat hingga tujuh kali lipat.  

"Permintaan agar film Bebas diputar lagi di platform digital juga tinggi sekali," ujar Mira. 

Karena itu, dia menyambut baik kehadiran platform digital. Tak hanya sebagai wahana untuk menayangkan, tetapi juga produksi dan distribusi konten. 

Di samping itu, Sutradara film Bebas, Riri Riza menilai Catchplay+ punya kelebihan karena memuat data lengkap tentang setiap film, profil sutradara, produser, serta aktor-aktris pemerannya.

“Jadi di sini juga punya semacam ensiklopedia tentang sebuah film,” kata Riri.

Riri yakin kehadiran platform menonton digital memudahkan penggemar film untuk mengakses film-film berkualitas. Terlebih untuk film Bebas, menurut Riri, platform digital tersebut sangat membantu orang untuk menontonnya kembali.

"Ini hal yang baik. Dengan adanya platform digital ini, industri film dan musik akan makin bertumbuh baik," imbuh Riri. 

Film Bebas yang diadaptasi dari film serial Korea berjudul Sunny mendapat tanggapan positif dari publik setelah rilis pada 3 Oktober lalu. Bebas mengisahkan geng persahabatan yang terdiri atas lima perempuan dan seorang lelaki pada dua masa berbeda, yakni saat remaja dan dewasa.

Film Bebas direncanakan akan segera dapat ditonton lewat layanan menonton secara digital Catchplay+ mulai Februari 2020. Aplikasi Catchplay+ dapat diunduh pada Google Play dan AppStore.

Berita Lainnya
×
tekid