"Nongkrong", cara Universitas di AS ini tarik minat mahasiswa belajar bahasa Indonesia

Pusat Studi Asia di Universitas Colorado, Boulder, Amerika Serikat (AS), mengadakan Program Indonesia Nongkrong untuk menarik minat mahasiswa mereka belajar bahasa Indonesia. Universitas Colodaro membuka program bahasa Indonesia sejak 2019. 

Program Indonesia Nongkrong berformat bercengkrama sambil duduk-duduk (conversation table). Di meja itu, mereka yang berminat belajar bahasa Indonesia bisa duduk-duduk santai sambil mengobrol tentang apa saja.

"Ini salah satu momen untuk para pengajar bahasa Indonesia dan juga mempromosikan Indonesia itu sendiri kepada mahasiswa di luar kelas reguler karena program ini terbuka untuk semua orang," ujar guru bahasa Indonesia, Akhmad Taufik, melansir VOA, Kamis (16/12).   

Peserta juga berkesempatan nonton bareng film-film yang diproduksi dan bercerita tentang Indonesia. Mereka juga terlibat aktif dalam pembuatan kerajinan tangan khas Indonesia, salah satunya gelang yang terbuat dari manik-manik. Hasilnya boleh dibawa pulang, seolah-olah cendera mata yang dibawa dari Indonesia.

Kegiatan Indonesia Nongkrong, kata Taufik, sudah ada sejak 2019. Penggagas program ini adalah pengajar bahasa Indonesia sebelum dirinya dan HIVE @ALTEC, kantor bahasa yang bekerja sama dengan berbagai unsur kampus yang membidangi bahasa-bahasa asing yang dinilai penting bagi komunikasi global, seperti bahasa Spanyol, Jepang, Korea, Itali dan bahasa Indonesia.

Taufik optimistis peminat bahasa Indonesia akan semakin besar dan semakin dibutuhkan mahasiswa di Universitas Colorado. "Dari berbagai aspek, antara lain sosiologi atau dari segi politik."

Sebelumnya, Taufik terbang ke "Negeri Paman Sam" dengan status partisipan Program Asisten Dosen Bahasa Asing (Foreign Language Teaching Assistant/FLTA) dari Program Fulbright yang disponsori Departemen Luar Negeri AS.

Seorang mahasiswa tingkat akhir yang berminat pada bahasa Indonesia dan sering mengikuti Indonesia Nongkrong adalah Caden Scates. Dia mengambil jurusan Hubungan Internasional di Universitas Colorado.

"Bahasa Indonesia itu indah sekali. Forum ini memberi kesempatan bukan cuma belajar bahasa Indonesia, tetapi juga tentang masyarakat, budaya, politik, ekonomi Indonesia, dan banyak hal lain," tuturnya.

Scates lahir di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ayahnya berwarga negara AS, sedangkan ibunya asli Lombok. Namun, dia tidak pernah berkesempatan belajar bahasa Indonesia karena diboyong ke AS sejak bayi.

Dirinya sudah sejak lama berkeinginan belajar bahasa Indonesia agar dapat berkomunikasi dengan keluarganya di NTB yang tak bisa berbahasa Inggris.