Bagi kebanyakan orang, akhir tahun diisi dengan agenda berlibur. Tak terkecuali bagi artis Artika Sari Devi dan keluarga. Bagi Artika, liburan merupakan salah satu agenda pentingnya untuk merekatkan hubungan dengan anak-anak.
“Jadwal liburan itu bagi kami adalah agenda penting. Liburan tak hanya untuk kami bersenang-senang, tetapi untuk bisa memahami satu sama lain, lebih merekatkan diri lagi, dan mengajarkan anak-anak untuk mandiri,” kata Artika, ditemui di sebuah acara di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (26/11).
Artika mengatakan, beberapa menit sebelum tidur malam, dia biasa mengobrol dengan kedua putrinya, Sarah Ebiela Ibrahim dan Dayana Zoelie Ibrahim. Dengan begitu, mereka saling mengutarakan kesan dan mengevaluasi perhatian apa yang kurang dirasakan anak-anaknya selama seminggu belakangan.
Dalam merencanakan liburan, mantan Putri Indonesia 2004 ini pun terbiasa menyisihkan dana setiap bulan sebagai tabungan untuk ongkos liburan panjang akhir tahun. Bersama suaminya, Ibrahim Imran atau Baim, Artika menyusun kebutuhan anggaran untuk liburan.
“Ada dana pos khusus untuk liburan yang tidak bisa diganggu gugat. Saya dan Baim biasa mengatur dengan terencana. Termasuk pengen liburan ke mana dan eksplorasi rekreasi apa,” kata Artika.
Wisata edukatif
Waktu liburan di pengujung tahun dimanfaatkan Artika sekeluarga menghabiskan waktu bersama mengunjungi tempat-tempat tertentu. Mereka punya lokasi wajib yang dikunjungi saat berlibur, yaitu museum, pasar, dan taman.
“Sewaktu pergi ke Jepang, kami mendatangi museum, taman, dan pasar. Di situ saya bisa mengajak anak untuk dapat melihat bagaimana interaksi orang-orang lokal di situ. Jadi bisa benar-benar mengenal budaya orang luar seperti apa,” ujarnya.
Di samping itu, mereka juga biasa mengagendakan berlibur ke daerah yang punya momen berkesan bagi Artika maupun Baim. Mereka telah berkunjung ke Hongkong sebagai kota kelahiran Baim, selain berwisata ke Yogyakarta dan Bangka Belitung.
Sisi edukasi juga selalu disisipkan dalam aktivitas mereka berlibur. Saat berlibur ke Yogyakarta beberapa bulan lalu, misalnya, Artika memperkenalkan tata cara bertani menanam padi di Desa Tembi kepada kedua anaknya.
“Anak-anak saya ajarkan menanam sawah di Desa Tembi. Dari situ saya harap mereka bisa menghargai apapun yang ada, juga betapa susahnya mendapatkan sebutir nasi,” ucapnya.