sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Orang-orang yang khusyuk berdoa di makam Mbah Priuk

Pada 2017, Ahok meresmikan makam Mbah Priuk sebagai cagar budaya.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 28 Des 2018 18:35 WIB
Orang-orang yang khusyuk berdoa di makam Mbah Priuk

Makam Mbah Priuk sempat menjadi perbincangan hangat pada April 2010 lalu. Saat itu, perusahaan peti kemas PT Pelabuhan Indonesia II meminta kepada Pemprov DKI Jakarta untuk membongkar makam Mbah Priuk, yang berada di tanah seluas 5,4 hektare. Lahan tersebut menjadi sengketa.

Menurut Ismantoro Dwi Yuwono dalam buku Menelusuri Sepak Terjang Aktor Kejahatan Jual-Beli Kasus: Kisah para Markus (Makelar Kasus) (2010), Pengadilan Negeri Jakarta pada 2 Juni 2002 memutuskan, lahan itu secara sah milik PT Pelabuhan Indonesia II. Keputusan ini dianggap menabrak hak para ahli waris Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad alias Mbah Priuk.

Ahli waris memiliki dasar hukum Eigendom Verponding (Kepemilikan Properti) Nomor 4.341 dan Nomor 1.780 sejak masa kolonial.

Ketika itu, Satpol PP dikerahkan untuk mengeksekusi lahan. Namun, mendapatkan perlawanan dari warga sekitar. Bentrokan tersebut mengakibatkan puluhan korban luka, tiga orang Satpol PP dan seorang warga Koja tewas.

Jadi cagar budaya

Sore itu, saya menemui salah seorang peziarah makam Mbah Priok, Miftahul Falah. Dia datang ke sini membawa rombongan 16 anak yatim. Pria paruh baya yang akrab disapa Miftah itu mengaku rutin berziarah ke makam Mbah Priuk sejak 1990-an.

Bila dihitung, Miftah mengaku, sudah ratusan kali dia berziarah ke sini. Miftah mengatakan, saat terjadi bentrokan antara Satpol PP dan warga Koja, dirinya berada di lokasi.

“Saya di sini (waktu terjadi bentrokan), dan alhamdulillah saya selamat dari bentrokan tersebut,” kata Miftah di kompleks makam Mbah Priuk, Koja, Jakarta Utara, Kamis (27/12).

Sponsored

Kasak-kusuk sengketa lahan tempat makam Mbah Priuk berada, berangsur menghilang usai Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjabat Gubernur DKI Jakarta. Sewaktu menjabat, Ahok meresmikan makam Mbah Priuk menjadi cagar budaya, tepat pada Maret 2017.

Peresmian tersebut ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 438 Tahun 17 tentang Penetapan Kawasan Makam Habib Hasan (Mbah Priuk) ke cucu Mbah Priok, Habib Abdullah Sting Alaydrus, sebagai pengelola dan ahli waris.

Miftah kemudian menunjukkan kepada saya kantin yang dibangun oleh Ahok di kompleks makam Mbah Priuk, dan gerbang masuk lama di sisi timur yang ditutup. Gerbang masuk kemudian dipindah ke sisi selatan.

“Satu-satunya gubernur yang berani melindungi makam ini cuma Ahok, gubernur muslim yang lain, seperti Fauzi Bowo malah mau menggusurnya,” kata Miftah.

Minta naik haji

Miftah mengaku, saat berdoa di makam Mbah Priok, dirinya mendapatkan pengalaman yang tak didapat di tempat lain. “Nikmat sekali, rasanya beda. Rasanya di hati adem. Kita berzikir itu enak,” ujar Miftah.

Dari makam-makam yang pernah diziarahinya, Miftah paling sering berkunjung ke makam Mbah Priuk.

“Kalau lagi niat-niatnya, saya datang tengah malam hingga subuh di sini. Tapi, kalau enggak ya paling sebentar, 5 atau 10 menit. Dulu juga tiap malam Jumat, pengajian di sini saya datang,” kata Miftah.

Salah seorang peziarah makam Mbah Priuk, Miftahul Falah, yang mengaku rutin berziarah ke sini sejak 1990-an. (Alinea.id/Annisa Saumi).

Miftah meyakini, ziarah ke makam merupakan perintah dalam agama Islam. “Sewaktu ziarah, pertama, mendoakan beliau (Habib Hasan Al-Hadad atau Mbah Priuk) dan keluarga, kedua berdoa untuk niat kita atau hajatan kita masing-masing. Berdoa kan bisa di mana saja, termasuk di sini,” katanya.

Lelaki yang berprofesi sebagai guru mengaji di Yayasan Islam Al-Aqsha Kelapa Gading, Jakarta Utara ini mengatakan, bila berdoa di makam seorang habib, habib yang sudah wafat itu akan ikut mengaminkan doanya.

Miftah berkisah, doa-doanya selama ini di makam Mbah Priuk sudah terkabul. Salah satunya keinginan menunaikan ibadah haji dam umrah.

“Tahun 2001, saya pergi haji gratis. Salah satu doa saya kepada Tuhan waktu di makam Habib Muhammad Hasan Al-Hadad (Mbah Priuk) ini adalah mohon dimudahkan bisa ziarah ke Makkah dan Madinah untuk ibadah haji maupun umrah,” kata Miftah.

Pada 2017, Miftah kembali berangkat umrah gratis, sesuai doanya di makam Mbah Priuk. Doa yang dipanjatkan untuk tahun 2019, menurut Miftah, masih sama dengan doa-doanya terdahulu: naik haji dan umrah.

Berita Lainnya
×
tekid