sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Knives Out: Kisah detektif dengan sindiran xenofobia

Bukan cuma menghadirkan teka-teki, yang membuat penonton bertanya-tanya, film ini pun menyajikan sentilan terhadap sentimen ras.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Sabtu, 28 Des 2019 20:30 WIB
Knives Out: Kisah detektif dengan sindiran xenofobia

Seorang penulis novel misteri yang terkenal dan pemilik penerbitan kaya raya, Harlan Thrombley (Christopher Plummer) mati di atas sofa di ruang bacanya. Ia pertama kali ditemukan tewas, dengan leher tersayat pisau oleh seorang pengasuhnya, Marta (Ana de Armas).

Begitu film Knives Out dibuka. Kematian Harlan menimbulkan teka-teki. Ada kemungkinan, ia mati dibunuh.

Selang seminggu, polisi melakukan introgasi kepada seluruh keluarga besar Thrombley, termasuk Marta. Kali ini, polisi ditemani seorang detektif swasta terkenal, Benoit Blanc (Daniel Craig).

Blanc disebut majalah The New Yorker sebagai detektif masyhur, dengan rentetan prestasi mentereng. Kehadiran Blanc membuat keluarga Thrombley bertanya-tanya.

Pembunuh dalam keluarga

Daniel Craig dan Ana de Armas dalam film Knives Out (2019). Foto Imdb.com.

Blanc sendiri, tak tahu siapa yang memanggilnya untuk memecahkan teka-teki kematian Harlan. Ia mengaku, menerima amplop berisi segepok uang, yang memintanya menginvestigasi kematian Harlan.

Penyelidikan Blanc dimulai dengan mendengar kesaksian keluarga besar Thrombley, yakni Linda (Jamie Lee Curtis), putri pertama Harlan yang bertangan dingin dan menjadi pengusaha sukses; suami Linda, Richard (Don Johnson) yang digambarkan angkuh dan tukang selingkuh, Walt (Michael Shannon), anak kedua Harlan yang mewarisi usaha penerbitan ayahnya; Joni (Toni Colette) janda dari anak lelaki Harlan dan influencer; serta cucu Harlan, Meg (Katherine Langford) dan Jacob (Jaden Martell).

Sponsored

Dalam interogasi itu, hanya Ransom (Chris Evans), anak Linda dan Richard yang digambarkan menyebalkan, yang tidak hadir. Ransom juga tak hadir dalam pemakaman Harlan. Ia muncul ketika pengumuman warisan Harlan.

Semua karakter tersebut memiliki alibi yang cukup kuat untuk membunuh Harlan dan mengaburkan pelaku sesungguhnya. Namun, baru seperempat film berjalan, penonton sudah diberi klimaks dan tahu siapa yang melakukan pembunuhan Harlan.

Maka, adegan-adegan berikutnya yang akan disaksikan penonton adalah bagaimana pelaku berusaha mengaburkan jejak-jejaknya, agar tak ketahuan oleh Blanc. Belakangan diketahui, Harlan mati akibat over dosis morfin. Ia dibunuh oleh salah seorang anggota keluarganya sendiri, yang berusaha memfitnah Marta.

Begitu mengetahui bagaimana Harlan terbunuh, penonton dibuat Rian Johnson, sutradara dan penulis skenario film ini, bersimpati pada pelakunya.

Akan tetapi, tentunya cerita berjenis whodunit—salah satu jenis plot cerita subgenre dari kisah detektif, kriminal, atau misteri—seperti Knives Out tak bekerja seperti itu. Cerita whodunit biasanya akan memunculkan pelaku pembunuhan di penghujung film.

Klimaks palsu di seperempat film yang diberikan Johnson untuk mengelabui penonton, menjadi bukti kepiawaiannya yang begitu rapi menyusun plot cerita.

Sindiran

Jamie Lee Curtis, Don Johnson, Toni Collette, Michael Shannon, Riki Lindhome, Jaeden Martell, dan Katherine Langford dalam film Knives Out (2019). Foto Imdb.com

Selain klimaks palsu tadi, di luar plot utama Blanc yang berusaha menemukan pembunuh Harlan, Johnson juga menyelipkan sedikit satire ke kondisi politik Amerika Serikat yang terbelah menjadi dua, sejak Donald Trump menjadi presiden.

Johnson pun menghadirkan perdebatan, dengan menampilkan sisi xenofobia dari warga Amerika dalam karakter Richard dan Walt. Johnson menyindir keluarga kaya kulit putih, seperti keluarga Thrombley, sebenarnya tak pernah peduli akan nasib imigran, seperti Marta.

Ketidakpedulian itu digambarkan Johnson dengan beberapa keluarga Thrombley yang menyebut Marta berasal dari Uruguay dan Brasil. Penonton pun tak pernah tahu dari Amerika Latin bagian mana Marta dan keluarganya berasal.

Selain menyindir kelompok sayap kanan Amerika Serikat, Johnson juga menyindir orang-orang yang disebut influencer gaya hidup sehat, dengan menjual produk kesehatan pseudo-scientific lewat karakter Joni.

Rasanya semua aktor tampil maksimal, memainkan porsinya dengan pas. Jelas bukan hal yang mudah dilakukan untuk menyatukan aktor-aktor dengan nama besar, seperti Daniel Craig, Chris Evans, Michael Shannon, Toni Collete, dan kawan-kawan dalam satu film.

Daniel Craig yang selama ini kita kenal sebagai James Bond yang keren dan dingin, menjadi Blanc yang canggung dan terkadang membuat tertawa. Lalu, Chris Evans yang selama ini kita kenal dengan peran Captain America yang heroik, tampaknya telah siap melepas bayang-bayang tersebut. Chris Evans memerankan karakternya yang bengal dan berengsek dengan meyakinkan di film ini.

Yang begitu mencuri perhatian adalah karakter Marta (Ana de Armas). Sejak breakout role-nya di Blade Runner 2049, bisa dibilang Armas mengambil keputusan yang tepat dengan memerankan karakter Marta. Mungkin ke depan, penonton akan lebih sering lagi melihat wajah Armas di film-film blockbuster.

Seperti banyak film detektif lainnya, Knives Out membuat penontonnya menebak-nebak siapa pelaku dari sebuah kejahatan. Dan, seperti film-film detektif lainnya, semua karakter punya motif melakukan kejahatan.

starstarstarstarstar4

Menghibur tanpa membuat bosan dan bingung.

 

Berita Lainnya
×
tekid