Mengenal Covid-19 stress syndrome
Setidaknya ada lima penyebab gangguan psikologi yang marak dialami masyarakat saat pandemi Covid-19.

Riset yang digelar Canadian Institutes of Health Research dan University of Regina menunjukkan stres dan depresi (Covid-19 stress syndrome/CSS) marak selama pandemi Covid-19. Dalam risetnya, para peneliti mewawancara sekitar 7.000 responden yang tinggal di Kanada dan Amerika Serikat.
Hasil survei yang dirilis pada 2020 itu menemukan mayoritas responden mengaku pernah mengalami stres dan depresi selama pandemi, baik itu karena pernah terpapar Covid-19 atau saat menjalani isolasi mandiri. Sebanyak 16% responden mengaku mengidap CSS akut.
Setidaknya ada lima jenis penyebab CSS yang dirinci dalam kajian tersebut. Pertama, ketakutan terkontaminasi virus. Kedua, kekhawatiran pandemi menghancurkan kondisi sosio-ekonomi. Ketiga, xenophobia. Keempat, trauma karena pernah terpapar Covid-19.
Terakhir, compulsive checking atau reassurance checking. Itu ialah kekhawatiran berlebihan terhadap Covid-19 yang ditunjukkan dengan tingginya frekuensi seseorang meng-update informasi terbaru terkait pandemi.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Dampak berkelanjutan PMK: Dari peternakan hingga pariwisata
Minggu, 22 Mei 2022 06:15 WIB
De-Soekarnoisasi Orde Baru bikin nama Stadion Gelora Bung Karno lenyap
Sabtu, 21 Mei 2022 13:05 WIB