Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap pengumpulan dana yang kerap mengalir ke kantong ISIS. Cara ini masuk sampai lingkup masyarakat dalam hal pemberian sumbangan.
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan, cara ini juga dipakai IA, tersangka terorisme yang memiliki hubungan dengan ISIS dan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). IA merupakan mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Brawijaya yang menjalankan aktivitas tersebut.
"Beberapa waktu lalu sudah ditangani Densus 88 dan bekerja sama dengan Kemenag dan MUI. Kita mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada dalam menyalirkan sumbangan-sumbangan ke organisasi atau kelompok yang tidak dikenal," kata Aswin saat dihubungi, Rabu (25/5).
Aswin menyampaikan, penyidik tengah menelusuri keberadaan ISIS di Indonesia yang diduga melakukan pengumpulan dana berkedok kegiatan amal atau untuk sumbangan kemanusiaan ke luar negeri. Tidak hanya itu, konten propaganda yang sering disebarkan apalagi oleh IA diduga untuk pengumpulan dana.
"Hal ini sedang dalam penyelidikan Densus 88. Tidak menutup kemungkinan cara pnegumpulan dana yang dilakukan Kelompok JI dapat ditiru oleh kelompok lain," ucap Aswin.
Aswin mengungkapkan, kegiatan Amaliyah yang direncanakan IA dan kelompok JAD adalah penyerangan ke fasilitas milik kelompok thogut, yaitu Polisi. Penyerangan tersebut dilakukan dengan senjata api ataupun senjata tajam.
"Caranya dengan fisik dan senjata api atau tajam," ujar Aswin.
Sebelumnya, Universitas Brawijaya (UB) buka suara soal ditangkapnya seorang mahasiswa berinisial IA oleh Densus (Detasemen Khusus) 88 Anti Teror Polri beberapa waktu lalu. Pihak UB menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada kepolisian.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UB, Prof Abdul Hakim mengatakan, pihaknya sangat prihatin adanya penangkapan mahasiswa berstatus aktif dari Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) itu. Mahasiswa itu merupakan angkatan tahun 2019 dan kini menjalani semester enam.
Dia menyampaikan, IA termasuk mahasiswa dengan kategori cerdas karena memiliki IP (Indeks Prestasi) terakhir di atas 3.00.
UB juga sudah melalukan upaya pencegahan supaya mahasiswa tidak terlibat dalam gerakan radikalisasi dengan program kegiatan pembinaan mental kebangsaan yang kemudian diubah namanya menjadi bela negara. Namun, kegiatan itu baru berjalan mulai 2020 dan saat IA masuk ke UB, dia belum mengikuti kegiatan tersebut.
Sebelumnya, Polri menyatakan tersangka terduga terorisme berinisial IA memiliki sejumlah peran yang merujuk kepada ISIS. Peran yang dilakoni seiring dengan aktivitasnya sebagai mahasiswa di salah satu universitas di Kota Malang.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, ada tiga poin keterlibatan yang diikuti oleh IA. Mahasiswa berusia 22 tahun itu kerap melakukan penggalangan dana untuk ISIS.
"Yang bersangkutan melakukan pengumpulan dana untuk ISIS di Indonesia,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/5).