close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mendagri, Tito Karnavian. Dokumentasi Kemendari
icon caption
Mendagri, Tito Karnavian. Dokumentasi Kemendari
Nasional
Jumat, 14 Januari 2022 13:45

Batas Indonesia-Malaysia hanya pelampung, Tito harap kasus Sipadan-Ligitan tak terulang lagi

Tito menyebut bahwa menjaga kedaulatan di batas terluar perlu dilakukan agar peristiwa semacam Sipadan-Ligitan tak kembali terulang. 
swipe

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian melaksanakan kunjungan kerja ke Kepulauan Riau (Kepri) pada Kamis (13/1). Di sana, Tito meninjau Karang Singa dan Karang Selatan, di Kabupaten Bintan, yang dinilai penting sebagai batas teritorial. Karang Singa dan Karang Selatan merupakan lambang kedaulatan negara. 

"Kami ke Kepri tujuan nomor satu adalah untuk melihat dua karang penting yaitu Karang Singa dan Karang Selatan. Mengapa? Karena letaknya di Selat Malaka dan masuk wilayah teritorial kita,” ucap Tito dalam keterangan tertulis, Jumat (14/1).

Karang Singa dan Karang Selatan di Kabupaten Bintan bukan hanya sekadar selat dan jalur perlintasan berbagai negara. Tito menilai Karang Singa dan Karang Selatan di Kabupaten Bintan sebagai choke point yang penting. Sehingga, Karang Singa dan Karang Selatan di Kabupaten Bintan harus dijaga dan diberi tanda bahwa itu merupakan wilayah NKRI. Sebab, batas wilayah antara Indonesia dengan Malaysia di Selat Malaka itu hanya ditandai dengan pelampung.

"Ini saya melihat belum ada tanda-tanda yang permanen sebagai milik kita, yang ada hanya buoy saja, pelampung," ujar Tito.

Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) itu akan berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk membangun mercusuar sebagai salah satu tanda kedaulatan negara. “Mercusuarnya dibuat tahun ini, kita ingin tanda itu menunjukkan bahwa memang berdaulat teritorial kita," tutur Tito.

Ia menganggap menjaga kedaulatan negara merupakan tugas yang penting, karena menyangkut wilayah teritorial yang berimplikasi pada banyak hal. Ia menyebut, menjaga kedaulatan di batas terluar perlu dilakukan agar peristiwa semacam Sipadan-Ligitan tak kembali terulang. 

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan