Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Naning Nugrahini, membatalkan rencana peliburan kegiatan pengujian spesimen coronavirus anyar (Covid-19) di laboratoriumnya saat perayaan Idulfitri, 21-25 Mei 2020.
" ... BBTKLPP Jakarta tetap melakukan pelayanan sebagaimana biasanya, yaitu penerimaan sampel 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu," demikian isi surat Nomor UM.01.05/1.1/3948/2020 tertanggal 16 Mei 2020 tentang pembatalan libur itu.
Melalui surat Nomor UM.01.05/1.1/3692/2020 tanggal 15 Mei, BBTKLPP Jakarta sebelumnya menginformasikan libur Lebaran selama beberapa hari. Sehingga, tidak menerima sampel Covid-19 dan lingkungan untuk sementara waktu.
Keputusan itu menuai polemik karena dilakukan kala tingkat pengetesan rendah dan kurva penularan Covid-19 masih tinggi. Vaksinolog Universitas Indonesia (UI), dr. Dirga Sakit Rambe, salah satu yang mengkritik kebijakan tersebut.
"Kami mati-matian di lapangan, tp kalau laboratorium tutup, situasi akan kacau," kicaunya melalui akun Twitter @dirgarambe, kemarin (Sabtu, 16/5).
Epidemiolog UI, Pandu Riono, juga menyampaikan pandangan serupa melalui satire di media sosial. Dirinya meminta SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, cuti menularkan manusia lantaran layanan tes libur Idulfitri.
Di sisi lain, pemerintah mengoperasikan 61 lab untuk memeriksa spesimen Covid-19 berbasis real time polymerase chain reaction (RT PCR). Sedangkan berbasis tes cepat molekuler (TCM) memanfaatkan 10 lab.
Hingga 16 Mei, pukul 12.00 WIB, sudah memeriksa 182.818 spesimen dari 135.726 orang. Hasilnya, 17.025 jiwa positif Covid-19 dan 118.701.
Namun begitu, target 10.000 pemeriksaaan spesimen per hari yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum juga terealisasi sampai sekarang. (Ant)