sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Di Harlah ke-73, Muslimat NU umumkan deklarasi antihoaks

Sekitar 100.000 Muslimat NU berkumpul di Stadion GBK, Jakarta, untuk memperingati hari lahir ke-73.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Minggu, 27 Jan 2019 11:36 WIB
Di Harlah ke-73, Muslimat NU umumkan deklarasi antihoaks

Bertepatan dengan hari lahirnya ke-73 yang diperingati di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu (27/1), Muslimat Nahdlatul Ulama juga mendeklarasikan perlawanan terhadap hoaks, gibah, dan fitnah.

Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa deklarasi itu bertujuan untuk menumbuhkan rasa toleransi antar masyarakat Indonesia.

"Untuk membangun toleransi dengan keberagaman maka pada hari ini kita deklarasikan warga Muslimat antihoaks, gibah, dan fitnah," ujar Khofifah dalam sambutannya.

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang beragam, mulai dari suku, budaya, hingga agama. Oleh karena itu, Khofifah mengajak para peserta harlah agar dapat menghargai perbedaan pendapat.

Khofifah mengatakan, menjadi warga yang mempunyai akhlak dan martabat tidak hanya dengan melawan hoaks. Namun, juga perlu untuk menghindari gibah, dan fitnah dari kehidupan sehari-hari.

"Oleh karena itu saya berharap kita dapat membangun diri secara produktif, pola fikir kita bangun secara konstruktif. Saya rasa itu fondasi untuk menjadi bangsa yang besar, kuat, dan berkepribadian," jelasnya.

Deklarasi Anti-Hoaks, Fitnah, dan Gibah berisikan empat poin yang dibacakan oleh Khofifah dan diikuti oleh seratusan ribu anggota Muslimat yang hadir.

Poin pertama dari deklarasi ini menekankan pentingnya penolakan pada hoaks, fitnah, dan gibah yang dapat memicu perpecahan dan perselisihan bangsa. Poin kedua menegaskan anggota Muslimat tidak akan membuat dan menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, fitnah, dan gibah.

Sponsored

Adapun poin ketiga dari deklarasi ini adalah pentingnya membudayakan menyaring berita sebelum menyebar informasi yang diterima. Sementara itu, poin terakhir mengingatkan tentang perlunya berpikir positif untuk menguatkan ukhuwah dan persatuan bangsa.

Khofifah mengatakan, poin-poin tersebut perlu dipegang teguh mengigat nilai-nilai yang diusung NU berkenaan dengan corak Islam yang mengedepankan toleransi dan moderasi.

Pada Harlah ke-73 ini, Muslimat NU mengusung tema Jaga Aswaja, Teguhkan Bangsa. Khofifah menilai, tema tersebut tidak lepas dari nilai toleran dan moderat yang diusung NU.

"Indonesia diberi rahmat sebagai bangsa yang beragam baik dari suku, bahasa, tradisi, hingga agama. Namun perbedaan ini hendaknya disikapi dengan bijak bukan malah menjadi bibit perpecahan antar anak bangsa," imbuhnya.

Berita Lainnya
×
tekid