Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (FPI) menemukan sejumlah hasil mengenaskan dalam jasad enam laskar yang ditembak aparat kepolisian di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12) dini hari.
Dalam keterangan pers yang ditandatangani Ketua Umum DPP FPI Ahmad Shabri Lubis dan Sekretaris Umum DPP FPI Munarman menyebutkan, terdapat luka tembak lebih dari satu di dalam jasad enam laskar tersebut.
"Bahwa pada seluruh jenazah syuhada terdapat lebih dari satu lubang peluru," tulis keterangan pers yang diterima Alinea.id, Rabu (9/12).
Tak hanya itu, luka bedil di enam jasad juga memiliki kesamaan sasaran, yakni berada di jantung. FPI menduga, tembakan disasarkan sama pada para laskar yang menjadi korban tersebut.
Para ahli yang diklaim melihat kondisi jasad tersebut menduga, tembakan dilakukan oleh petugas dari jarak dekat. Hal itu diyakini setelah melihat bekas tembak saat prosesi pemandiaan jenazah enam laskar FPI.
"Bahwa menurut ahli yang hadir dalam pemandian jenazah, tembakan kearah jantung para syuhada tersebut ada yang dilakukan dari depan, bagian dada dan ada yang dilakukan dari belakang," tulis surat itu.
"Bahwa pada tubuh sebagian besar para syuhada, terdapat tanda tanda bekas penyiksaan," tutup keterangan tersebut.
Sebagai informasi, laskar FPI ditembak oleh anggota polisi pukul 00.30 WIB di KM 50 Tol Japek. Versi polisi, saat itu mobil anggota Polda Metro Jaya tengah mengikuti kendaraan pengikut HRS, tiba-tiba mobil anggota Polda Metro Jaya dipepet dan disetop dua kendaraan pengikut HRS.
Kemudian, terjadi penodongan senpi dan sajam berupa samurai dan celurit ke arah anggota oleh pengikut HRS. Petugas yang merasa keselamatan jiwanya terancam langsung mengambil tindakan tegas terukur.
FPI memaparkan versi berbeda. Menurut pernyataan tertulis yang ditandatangani Ketua Umum FPI Ahmad Shabri Lubis dan Sekretaris Umum FPI Munarman, Senin (7/12), justru rombongan HRS yang diadang polisi oleh orang tak dikenal.
"Bahwa benar ada peristiwa pengadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS (Imam Besar Habib Rizieq Shihab) dan keluarga serta penculikan terhadap enam laskar pengawal IB," tulis keterangan tersebut, yang diterima Alinea.id.
Peristiwa penembakan itu bermula ketika Habib Rizieq beserta keluarga akan bertolak ke pengajian subuh di internal keluarga inti. Namun, tak disebutkan lokasi pengajian tersebut.
"Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian subuh keluarga tersebut, rombongan diadang oleh preman OTK (orang tak dikenal), yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan IB," tulis pernyataan itu.