Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung mengalami 19 kali kegempaan letusan sepanjang Sabtu (5/1) sore hingga tengah malam.
"Aktivitas Kegempaan Letusan sebanyak 19 kali, amplitudo 20-24 mm, durasi 51-121 detik," kata Windi Cahya Untung, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (6/1).
Menurutnya, hal tersebut merupakan hasil pengamatan pada Sabtu (5/1) pukul 18.00 hingga 24.00 WIB. Secara visual, kata dia, terlihat gunung kabut pada level 0-III. Asap kawah tidak teramati, dan tidak terdengar suara dentuman.
Embusan sebanyak 6 kali, amplitudo 12-14 mm, durasi 35-42 detik. Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-17 mm (dominan 8 mm).
"Sepanjang pengamatan, cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 27-29 derajat Celsius dan kelembapan udara 71-79%," katanya.
Aktivitas Anak Krakatau yang tercatat di Stasiun Sertung itu, masih berbahaya untuk didekati. Karenanya Windi mengimbau agar masyarakat tetap menjaga jarak dari Gunung Anak Krakatau.
"Masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah," kata Windi.
Sebelum ini, PVMBG juga mencatat gerak aktif Anak Krakatau, sejak pagi hingga siang pada Sabtu (5/1) kemarin. Saat itu, Anak Krakatau tercatat mengalami 24 kali kegempaan letusan, 4 kali kegempaan embusan, dan terjadi tremor menerus. (Ant)