sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kampung Petobo dan Balaora musnah akibat gempa Palu Donggala

Kerusakan dahsyat terjadi di Petobo dan Balora yang musnah terkubur bersama seluruh isinya akibat gempa bumi Palu dan Donggala.

Sukirno
Sukirno Selasa, 02 Okt 2018 05:07 WIB
Kampung Petobo dan Balaora musnah akibat gempa Palu Donggala

Kerusakan dahsyat terjadi di Petobo dan Balora yang musnah terkubur bersama seluruh isinya akibat gempa bumi Palu dan Donggala.

Lebih dari 700 rumah beserta warga di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, tenggelam lumpur hitam saat gempa berkekuatan 7,4 skala richter mengguncang wilayah itu. 

Lumpur hitam berasal dari tanggul kali yang terletak di bagian timur Kelurahan Petobo di Jalan H.M. Soeharto.

Tanggul roboh saat gempa mengguncang daerah itu dan seketika lumpur menghantam rumah-rumah penduduk di bagian Ranjule Kelurahan Petobo sekitar pukul 18.07 Wita.

Saat itu, bertepatan dengan waktu shalat maghrib. Banyak masyarakat utamanya beragama Islam berada di masjid.

Sebagian warga berada di rumah. Mereka tidak dapat berbuat banyak utamanya tindakan penyelamatan diri.

Warga menyelamatkan diri dari terjangan lumpur hitam. Sebagian warga melarikan diri ke barat atau utara dan selatan Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan.

Namun, hanya segelintir warga yang dapat menyelamatkan diri dari peristiwa petang itu.

Sponsored

Lumpur hitam setinggi lima meter memorak-porandakan bangunan di bagian barat dari rumah sakit bersalin, menutup semua akses rumah-rumah warga.

Sampai saat ini, upaya pencarian korban belum dilakukan. Warga Petobo mengungsi di Desa Ngatabaru, Loru, dan Parovo, Kawatuna.

Di lokasi pengungsian mereka saling bertanya tentang keselamatan keluarga mereka.

Saat ini, mereka membutuhkan bantuan pakaian, pembalut, air minum, makanan, dan obat-obatan.

Tertimbun tanah

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu Fresly Tampubolon mengatakan ribuan korban gempa bumi di Palu, Donggala, dan Sigi, Sulteng diperkirakan masih tertimbun tanah bersama bangunan di dua lokasi.

"Kami belum identifikasi di Perumnas Balaroa dan Kelurahan Petobo karena lokasinya sangat parah," kata dia, Senin (1/10).

Dua daerah tersebut, yakni Balaroa dan Petobo, merupakan pusat kerusakan paling dahsyat karena rumah dan fasilitas publik di titik itu tertimbun tanah bak ditelan bumi.

Menurut sejumlah saksi, beberapa detik setelah gempa 7,4 SR mengguncang Palu, wilayah kelurahan itu terlihat semburan air yang cukup tinggi, lalu tiba-tiba permukaan tanah menurun sehingga ikut menarik seluruh benda di atasnya.

Bahkan, beberapa bangunan seperti masjid bergeser jauh sekitar 50 meter dari posisi semula.

"Istri dan anak-anak saya tidak bisa diselamatkan. Saya perkirakan mereka terperangkap dalam rumah lalu digulung tanah," kata Husnan, salah seorang keluarga korban.

Saat kejadian, Husnan sedang berada di kantor, sedangkan istri dan anak-anaknya ada di rumah.

Kondisi yang sama juga terjadi di Kelurahan Kawatuna. Namun di lokasi itu disertai air sehingga belum memungkinkan disentuh oleh tim penanggulangan bencana.

Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said mengatakan belum tersentuhnya dua titik bencana terparah itu karena akses yang terputus.

Sigit mengatakan tim penanggulangan bencana memprioritaskan lokasi bencana yang dapat dijangkau cepat.

Hingga hari ketiga pascagempa, jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 1.203 orang, sedangkan titik pengungsian mencapai 324 lokasi yang diperkirakan mencapai 18.000 orang. (Ant).

Berita Lainnya
×
tekid