close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Nasional
Senin, 13 Desember 2021 10:06

Psikiater: Kasus pemerkosaan guru pesantren di Bandung karena lengahnya pengawasan

Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh guru pesantren di Bandung, disebabkan lengahnya pengawasan dari sejumlah pihak. 
swipe

Psikiater Rumah Sakit (RS) Melinda 2 Bandung Teddy Hidayat mengatakan, semua pihak yang dekat dengan anak, seperti orang tua, pengasuh, dan guru, harus mampu mengenal dan mendeteksi kekerasan seksual pada anak. 

Teddy mencontohkan, kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh guru pesantren di Bandung, salah satu penyebabnya adalah lengahnya pengawasan dari sejumlah pihak. 

"Tidak adanya pengawasan terhadap anak dari orang tua dan lingkungannya dan tidak adanya pengawasan terhadap lembaga tersebut dari  instansi yang berwenang atau yang seharusnya mengawasi," kata Teddy dalam rilisnya, Senin (13/12). 

Menurutnya, anak yang menjadi korban pemerkosaan akan mengalami dampak fisik, psikis, sosial yang berkepanjangan. Oleh karena itu, perlu ada pendampingan untuk memulihkan kondisi seperti semula. 

"Intervensi psikis tidak hanya dilakukan sekitar peristiwa itu terjadi, tetapi juga memerlukan pendampingan  sepanjang hidupnya meliputi mengembangkan strategi koping, terapi perilaku, psikoterapi, latihan keterampilan sosial dalam lingkungan yang aman," ucapnya. 

Kemudian, Teddy menjelaskan, bayi-bayi yang lahir dari kasus pemerkosaan ini juga harus diselamatkan masa depannya oleh keluarga. 

"Karena keluarga merupakan inti perlindungan pada anak korban tetap harus mendapatkan haknya untuk sekolah. Guru dapat bekerjasama dengan tim lintas profesi mulai dari upaya pencegahan dan penyembuhan," ujarnya. 

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu telah terbongkar kasus pemerkosaan oleh guru pesantren di Bandung dengan korban sebanyak 13 santriwati. Bukan hanya itu, sejumlah korban diperkosa hingga mempunyai anak. 

img
Alvin Aditya Saputra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan