Lima klaster besar penyebaran Covid-19 di Jawa Timur rata-rata berasal dari luar Jatim. Tercatat setidaknya ada 20 hingga 24 klaster atau kelompok penyebaran.
Ketua Tim Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Jawa Timur, Kohar Hari Santoso menjelaskan, rata-rata coronavirus menyebar di Jatim dari luar Jawa Timur. Tercatat ada 20 hingga 24 klaster.
"Ada 24 klaster yang berhasil kami lacak (per Rabu 8 April 2020). Karena ada beberapa tambahan. Tapi ya itu tadi klaster ini semua masih belum fix. Belum ketemu sambungannya," ungkap Kohar, dikonfirmasi, Kamis 9 April 2020.
Selama ini tim tracing banyak menghadapi kendala dalam memetakan pola penyebaran. Salah satunya keluarga yang tidak terbuka.
"Kami mesti cari data. Kan kayak detektif," tegasnya.
Kohar menjelaskan, dari seluruh klaster di Jatim paling banyak kasusnya adalah pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Hasil tracing tim gugus tugas, ada 20 calon petugas haji dinyatakan positif terjangkit covid-19 dari klaster ini. Pasien yang terkonfirmasi positif itu tersebar mulai dari Ponorogo, Lamongan, Pamekasan hingga Situbondo.
"Pemprov Jatim menaruh kosentrasi pada klaster ini, sebab mulai melebar penyebarannya," katanya.
Kohar menuturkan, dari 13 pasien positif di Lamongan, delapan orang dari pelatihan calon petugas haji. Kemudian ada yang penularannya ke level kedua (menular ke orang lain bukan petugas haji).
Selain asrama haji, klaster dari Jakarta dan Bogor juga terbanyak kasus positifnya. Tim gugus tugas mencatat ada19 pasien positif tertular usai dari Jakarta.
Sementara yang pulang dari Bogor, ada dua orang. Hanya saja Kohar tidak menyebut rinci di daerah mana saja.
"Kemudian kelompok pelatihan di Solo yang masuk Magetan. Tapi Alhamdulillah second transmissionnya kok belum kelihatan. Tapi kami tunggu dalam dua minggu ini. Kalau muncul kami kejar," terangnya.
Sementara itu, untuk pasien 0 atau pertama yang terinfeksi yakni berasal dari Yogyakarta. Hal ini diketahui menyebar di klaster Malang. Data tim gugus tugas menyebut per hari ini setidaknya untuk klaster Malang tujuh pasien positif, dan di Batu satu orang.
"Sebenarnya ada juga klaster Surabaya. Tapi itu masih ada yang belum bisa kami temukan sambungannya," terangnya.
Klaster Surabaya terus menyebar karena ada yang beririsan dengan Sidoarjo dari tenaga kesehatan, dan lainnya berasal di Pasar Grosir Surabaya (PGS).
Pemprov Jatim pun telah menetapkan semua daerah yang terdapat pasien positifnya menjadi zona merah. Paling banyak berada di Surabaya dengan 84 pasien positif.
Sedangkan Banyuwangi, Bondowoso, Batu, Kota Kediri, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Trenggalek, dan Kabupaten Madiun masing-masing satu pasien positif.