sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Longsor di Anak Krakatau dipastikan jadi penyebab tsunami

Hasil kajian Badan Geologi berdasarkan pemantauan interpretasi citra menyebutkan, longsor di Gunung Anak Krakatau seluas 64 hektare (ha).

Khaerul Anwar
Khaerul Anwar Kamis, 27 Des 2018 14:43 WIB
Longsor di Anak Krakatau dipastikan jadi penyebab tsunami

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar menyatakan tsunami di Selat Sunda terjadi akibat longsor di Gunung Anak Krakatau.  

Hasil kajian Badan Geologi berdasarkan pemantauan interpretasi citra menyebutkan, longsor di Gunung Anak Krakatau seluas 64 hektare (ha). 

Aktivitas Gunung Anak Krakatau tercatat terus meningkat sejak 29 Juni 2018, frekuensi peningkatan paling besar terjadi pada 22 Desember 2018.

"Yang terekam oleh kami, pukul 21.03 sudah mulai agak besar dan tercatat di seismograf. Disertai kenaikan air laut yang menyebabkan tsunami pada malam itu," katanya saat melakukan pemantauan di Pos Pemantauan Gunung Api Anak Krakatau, Pasauran, Serang, Kamis (27/12).

Lalu pada 23 sampai 24 Desember terjadi embusan letusan dengan amplitudo cukup tinggi. Over skill menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus dengan amplitudo 8 mm hingga 32 mm (dominan 25 mm). Itulah yang menyebabkan pada pagi tadi, status Gunung Anak Krakatau berubah dari waspada ke siaga. 

"Letusan mengarah ke timur laut sehingga menjatuhkan abu ke pesisir wilayah Anyer dan Cilegon. Ketebalan abu masih kurang dari satu mili. Kami melakukan evaluasi dengan adanya abu dan akhirnya statusnya naik dari waspada ke siaga," katanya.

Berdasarkan pemantauan PVMBG, cuaca mendung dan hujan terjadi di Gunung Anak Krakatau. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut. Suhu udara 24-26 celsius dan kelembaban udara 91% - 96%. Volume curah hujan tidak tercatat.

Dari pengamatan visual gunung, asap kawah tidak teramati. Kendati begitu, terdengar suara dentuman di pos pengamatan Gunung Anak Krakatau.

Sponsored

Data yang diambil dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda ini, menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 8mm - 32 mm (dominan 25 mm). Status siaga ini membuat masyarakat diminta tak mendekati kawah Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer.

Berita Lainnya
×
tekid