close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/12/2020). Foto: Humas/Rahmat/setkab.go.id.
icon caption
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/12/2020). Foto: Humas/Rahmat/setkab.go.id.
Nasional
Senin, 11 Oktober 2021 15:05

Menkes: RS vertikal harus bisa tekan warga berobat keluar negeri

Budi Gunadi Sadikin berharap rumah sakit vertikal bisa menjadi rujukan di Asia Tenggara.
swipe

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengharapkan rumah sakit vertikal di lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bisa jadi rujukan di Asia Tenggara. Jika itu sudah terwujud, ia yakin pilihan warga Indonesia untuk berobat ke luar negeri bisa dikurangi.

Budi Gunadi mengatakan rumah sakit vertikal adalah salah satu komponen besar dari reformasi kesehatan kedua, yaitu transformasi di pelayanan. Untuk mewujudkan itu, Senin (11/10) hari ini, Budi Gunadi melantik pejabat baru yang bertugas di rumah sakit vertikal.

"Saya mempunyai harapan yang tinggi ke rumah sakit–rumah sakit milik pemerintah. Saya tidak akan bosan mengulangi harapan dan cita-cita saya agar rumah sakit–rumah sakit vertikal benar-benar menjadi rujukan di Asia Tenggara," kata Budi Gunadi.

Budi Gunadi mengaku sering mendengar tanggapan masyarakat bahwa dokter–dokter jarang ada di rumah sakit pada saat memberikan pelayanan. Akibatnya, warga Indonesia lebih senang ke Malaysia atau ke Thailand karena dokternya lebih perhatian terhadap pasien.

Tak hanya itu, antrean panjang dan kualitas perawatan kurang bagus juga menjadi faktor lain sebagian masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri. "Selama masih banyak orang yang berobat ke luar negeri dan tidak dirawat di rumah sakit vertikal kita, itu menunjukkan bahwa kualitas pelayanan medis maupun pelayanan non-medis di rumah sakit vertikal kita belum sesuai dengan harapan saya," kata Budi.

Semua rumah sakit vertikal, kata Menkes, harus bisa menjadi rujukan di Asia Tenggara. Karena itu layanan medis dan non-medis harus bisa dibuktikan dengan banyaknya hasil-hasil riset dan kerja sama yang dilakukan.

Budi Gunadi meminta rumah sakit–rumah sakit vertikal bukan hanya mengurusi BPJS Kesehatan. Akan tetapi juga harus melakukan penelitian–penelitian medis untuk jurnal internasional.

"Jadi harapan saya kalau saya lebih sering melihat di jurnal–jurnal internasional terkemuka ada nama-nama dokter rumah sakit vertikal Indonesia," harap Budi Gunadi.

Hari ini Budi Gunadi melantik sejumlah pejabat eselon dua lingkungan Kemenkes. Mereka yang dilantik adalah:

1. Drs. Bayu Teja Muliawan, S.H, M.Pharm, MM.Apt sebagai Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara.

2. dr. Kalsum Komaryani, MPPM sebagai Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan.

3. drg. Saraswati, MPH sebagai Direktur Utama RSUP Dr . Johannes Leimena, Ambon.

4. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) sebagai Direktur Utama RSUP Persahabatan Jakarta.

5. Prof. Dr. dr. Syafri Kamsul Arif, Sp.An- KIC, KAKV sebagai Direktur Utama RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar.

6. dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes. sebagai Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.

7. Dr. dr Nina Kemala Sari,  Sp.PD-KGer sebagai Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Persahabatan, Jakarta.

8. drg. Maya Marinda Mountain, M.Kes sebagai Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta.

9. Drs. Ec. Subur, M, Si sebagai Direktur Keuangan dan Barang Milik Negara RS Mata Cicendo, Bandung.

10. Ayi Wagiati Sari, SE, MM sebagai Direktur Perencanaan Keuangan dan Barang Milik Negara RS Ortopedi Prof. Dr. R. Suharso, Surakarta.

img
Fathor Rasi
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan