sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah fokus cukupi kebutuhan oksigen di rumah sakit

Kebutuhan oksigen dari 60 ton meningkat menjadi 3 ribu-4 ribu ton per hari. 2.200 ton di antaranya kebutuhan oksigen di Pulau Jawa.

Achmad Rizki
Achmad Rizki Rabu, 07 Jul 2021 09:25 WIB
Pemerintah fokus cukupi kebutuhan oksigen di rumah sakit

Pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan oksigen untuk pasien Covid-19 yang dirawat di fasilitas layanan kesehatan. Industri gas diharapkan bisa mendukung dengan mengalokasikan sebanyak 50% gas untuk layanan kesehatan. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini jumlah pasien positif Covid-19 naik 6 hingga 8 kali lipat. 

Kebutuhan oksigen dari hanya 60 ton meningkat menjadi 3 ribu-4 ribu ton per hari. 2.200 ton di antaranya kebutuhan oksigen di Pulau Jawa. "Tentunya pemerintah sekarang mencukupi kebutuhan oksigen yang fasilitas pelayanan kesehatan butuhkan. Karena ini tentu upaya untuk melakukan pengobatan pasien-pasien Covid-19," kata Nadia kepada wartawan, Selasa (6/7).

Untuk memenuhi tingginya kebutuhan, otomatis perlu konversi atau meningkatkan produksi oksigen. Nadia yakin jika sebagian produksi gas untuk industri, sementara bisa digunakan untuk kebutuhan oksigen, bisa menutupi kebutuhan di fasilitas layanan kesehatan. 

"Kami minta pengusaha industri gas agar mengonversi yang tadinya untuk gas oksigen medis itu hanya 20 sampai 30%, sekarang dialokasikan sebanyak 50% untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang melonjak. Itu akan kami fokuskan dulu untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah sakit," ujar Nadia.

Nadia mengungkapkan agar bisa mendapatkan gas, masyarakat bisa segera mengakses rumah sakit jika ada keluhan sesak nafas karena terpapar Covid-19. "Kalau pasien Covid-19 dalam kondisi sesak sudah tidak boleh dirawat di rumah," tuturnya.

Di samping itu, Nadia menjelaskan, pemerintah terus berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PGN untuk pemenuhan kebutuhan oksigen. "Ada Satgas untuk industri gas nasional. Dengan penyedia gas swasta, kami juga koordinasi," ucap Nadia.

Nadia mengatakan, banyak masyarakat yang panik dalam membeli oksigen. Padahal, dia menduga, belum tentu juga membutuhkan. Karena itu harga menjadi naik. Orang-orang yang betul-betul membutuhkan pun akhirnya kesulitan mendapatkan oksigen. Sedangkan 

Sponsored

"Kalau masyarakat menyimpan tabung oksigen padahal tidak butuh, berarti akan terjadi kelangkaan, dan otomatis meningkatkan harga. Akibatnya, orang yang benar-benar membutuhkan tidak mendapatkan," tandas Nadia.

Berita Lainnya
×
tekid