Pengamat yakin Bjorka merupakan kelompok
Bjorka dinilai semacam kelompok karena dikalangan hacker, banyak memiliki komunitas yang secara pribadi tidak saling kenal.

Direktur Global Cyber Watch Rif’an Wahyudi mengatakan, cyber security di pemerintah maupun lembaga lainnya sangat lemah. Dapat dikatakan dari skala 1 sampai 10, Indonesia ada di skala 3. Itu artinya, kelemahan pengamanan di Indonesia memang tidak baik dan tidak aneh juga terjadinya pencurian data-data penting yang dilakukan oleh Bjorka. Hal itu diungkapkan Rif’an, dalam diskusi secara daring yang bertajuk “Thriller Bjorka, Kemana Ujungnya?” oleh Kasepuhan TV, Jumat (16/9).
Dalam hal ini, ia menjelaskan bahwa perlu ada upaya Indonesia untuk mengetahui siapa pelaku dibalik nama samarannya yaitu, Bjorka. Pasalnya, apa yang dilakukan Bjorka cenderung memiliki motif keuntungan pribadi.
Bjorka sendiri dinilainya semacam kelompok karena dikalangan hacker, banyak memiliki komunitas yang secara pribadi tidak saling kenal. Kemunculan akun twitternya yang berganti-ganti karena disuspen menjadi indikasi itu.
"Dari segi nama ini dari Eropa Timur. Lokasi akun media sosialnya berlokasi di Warsawa, Polandia. Tetapi saya yakin ini tidak hanya satu oknum. Akan banyak dari mereka yang akan mengaku menjadi Bjorka," papar dia.
Dari sisi kemunculan, fenomena Bjorka seolah-olah mengalihkan isu yang sekarang sedang menjadi tren di Indonesia. Tetapi bisa juga tidak, karena dari segi sasaran peretasan pembobolan data, ternyata rata. Hal itu terlepas dari apakah data yang didoxing hanya mempermalukan otoritas yang bertanggung jawab.
"Motifnya awalnya ekonomi. Terlihat dia menawarkan hasil pencurian data di pasar gelap. Tetapi entah mengapa belakangan menjadi motif politik. Inilah yang memperkuat dugaan kalau Bjorka sebagai komunitas bukan pribadi," ucap dia. Dia juga meragukan klaim Bjorka ingin membantu masyarakat. Karena menurutnya, untuk membantu harus dengan cara yang benar. Bukan melalui pencurian data.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Kejahatan anak era kiwari: Dari pencurian hingga penganiayaan
Senin, 27 Mar 2023 06:38 WIB
Turis asing berulah, perlukah wisman mendapat karpet merah?
Minggu, 26 Mar 2023 11:15 WIB