sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perempuan jadi kelompok paling rentan karena pandemi

Beban perempuan berlipat ganda setelah melahirkan.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 15 Jul 2020 17:08 WIB
Perempuan jadi kelompok paling rentan karena pandemi

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyebut, perempuan yang baru menikah menjadi kelompok terentan terdampak pandemi coronavirus baru (Covid-19).

"Keluarga muda sebenarnya cukup rentan karena mereka status ekonominya belum begitu mapan," ujar Sekretaris Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA, Priyadi Santosa, saat webinar, Rabu (15/7).

Pada keluarga muda, sambung dia, perempuan rentan menjadi korban kekerasan lantaran rawan berkonflik saat kondisi normal. Pandemi memperparahnya dan beban berlipat ketika telah melahirkan karena dituntut berperan sebagai istri, ibu, hingga guru.

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan, perempuan menjadi kelompok terentan terdampak Covid-19 karena mengemban beban proses reproduksi. Pasangan berusia 20-35 tahun yang terpaksa berdiam di rumah kala pandemi kemungkinan besar melakukan hubungan seksual sekitar 2-3 kali seminggu.

Bahkan dalam banyak kasus hubungan seksual pasangan berusia 20-35 tahun tersebut, imbuhnya, tanpa memakai alat kontrasepsi. Karenanya, peserta keluarga berencana (KB) menurun selama pandemi dan potensi kehamilan tidak dikehendaki rerata nasional sekitar 15-20%.

"Susah ditolak. Pasangan baru menikah itu bakal mengalami kehamilan. Yang hamil juga perempuan. Semua itu bebannya ada pada perempuan. Siapa yang mual, muntah, dan yang turun kondisi staminanya? (Apalagi) yang hamil muda," tuturnya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menjelaskan, potensi kenaikan kehamilan terjadi karena adanya drop out pemakaian alat kontrasepsi. Imbasnya, akan dirasakan sembilan bulan nanti.

Meski demikian, Hasto berpendapat, kenaikan angka kehamilan di tengah pandemi takkan menyebabkan ledakan penduduk. Namun, diperkirakan memengaruhi kualitas kependudukan mengingat angka pengangguran naik imbas pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sponsored

Berdasarkan survei BKKBN selama pandemi, sebanyak 99% keluarga menyatakan saling mendukung, 98,1% berusaha menghindari pertengkaran, 97,7% menerima kondisi alias sabar. Lalu 79,95% keluarga memilih berhemat, 50,6% mulai menjual barang dan perhiasan, 19,8% meminjam uang tetangga, dan 2,5% muncul cekcok yang memungkinkan memicu perceraian.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid