PT MRT Jakarta optimis kehadiran Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mampu meraup penumpang hingga 135.000 orang/hari. Target tersebut bisa tercapai dengan melihat minat masyarakat. Selain dinilai lebih praktis, juga tentunya opsi transportasi ini dijamin dapat beroperasi lebih cepat juga lebih tepat waktu MRT.
"Mulai dari 65 ribu penumpang, pelan-pelan menjadi 135 ribu penumpang per hari," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandara saat ditemui di Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Pemprov DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (12/12).
Kereta MRT yang baru berubah nama menjadi Ratangga ini, di setiap rangkaiannya mampu menampung hingga 1.950 orang.
Sebagaimana diketahui, satu kereta MRT terdiri dari 14 rangkaian yang akan beroperasi. Di mana dua di antaranya merupakan gerbong cadangan jika terjadi masalah.
Untuk kapasitas tempat duduk, disedikan sebanyak 54 kursi setiap rangkaiannyanya dan 12 di antaranya merupakan kursi prioritas bagi ibu hamil, manula, dan balita.
William pun optimistis, MRT Jakarta atau Ratangga diminati masyarakat. Apalagi bila didukung dengan adanya integrasi antar transportasi massa lainnya serta diwujudkannya penerapan Electronic Road Pricing (ERP).
"Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Target ini dapat terpenuhi karena integrasi dengan beberapa kerja sama seperti penerapan ERP dan pengaturan parkir. Setelah satu tahun beroperasi akan mencapai target. Sekarang tugas kami, mensosialisasikan ke masyarakat," imbuhnya.
Saat ini, progres pengerjaan kereta MRT sudah mencapai 97,5%. Perseroan menargetkan proyek ini bisa segera beroperasi pada 2019. Sebelum benar-benar dioperasikan secara komersil, MRT Jakarta akan mengundang masyarakat untuk ikut serta menjajaki uji coba operasi yang di mulai pada 24 Desember 2018-Februari 2019.