sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ratna Sarumpaet ingin penganiayaan fiktifnya diketahui Prabowo

Ratna juga meminta Said Iqbal agar segera merealisasikan pertemuannya dengan Prabowo Subianto.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Kamis, 25 Apr 2019 15:46 WIB
Ratna Sarumpaet ingin penganiayaan fiktifnya diketahui Prabowo

Terdakwa Ratna Sarumpaet menginginkan berita bohong mengenai penganiayaan yang menimpa dirinya itu bisa diketahui oleh calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Demikian diungkapkan ahli digital forensik, Saji Purwanto, dalam sidang lanjutan yang menjerat Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis, (25/4).

Saji membeberkan keinginan Ratna titu setelah menguliti percakapan antara Ratna dengan sejumlah tokoh melalui aplikasi Whatsapp. Dalam aplikasi tersebut, tertera percakapan antara Ratna dengan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal.

Kepada Said, Ratna Sarumpaet mengirimkan dua foto wajahnya yang lebam. Tak hanya itu, Ratna juga meminta Said Iqbal agar segera merealisasikan pertemuannya dengan Prabowo Subianto sebelum terbang ke Chile untuk menghadiri konferensi internasional.

“Segera ya Iqbal, paling lambat tanggal 4 sebelum berangkat ke Chile,” kata Ratna dalam chatnya.

Selain kepada Said Iqbal, Saji juga membeberkan percakapan Ratna dengan Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon. Ratna meminta kepada Fadli Zon untuk tidak memberitahukan lokasi penganiayaan yang terjadi pada Ratna. 

“Kirim foto kepada akun atas nama Fadli Zon dengan caption off the record 21 September malam bandara Bandung,” ujar Saji.

Pada percakapan selanjutnya, Fadli Zon mengatakan sedang dalam perjalanan dari Gedung DPR menuju rumah Ratna Sarumpaet.

“08 harus tau kasus apa yang mengancam saya itu,” kata Saji membacakan percakapan tersebut.

Sponsored

Percakapan yang juga dibeberkan Saji yakni antara Ratna dengan Nanik S. Deyang. Kepada Ratna, Nanik mengatakan tidak berani datang seorang diri pada konferensi pers di rumah Ratna Sarumpaet. Nanik menyebut akan mencari teman terlebih dahulu untuk bisa datang ke acara konferensi pers di kediaman Ratna.

Selain Saji Purwanto, saksi ahli yang didatangkan oleh jaksa penuntut umum dalam sidang kasus penyebaran berita bohong oleh Ratna Sarumpaet adalah Wahyu Wibowo. Sebagai ahli bahasa, Wahyu mengatakan bahwa keonaran dapat dimaknai sebagai hasil atau proses dalam rangka membuat gaduh atau keributan. 

Namun, keonaran atau yang dimaksud keributan itu tidak hanya berupa keributan fisik, tetapi juga ada keributan yang tidak melibatkan fisik. Menurut Wahyu keonaran juga bisa dimaknai sebagai kegaduhan yang membuat banyak orang bertanya-tanya.

Menanggapi saksi ahli Wahyu Wibowo, Ratna Sarumpaet meragukan kesaksiannya. Menurutnya, saksi ahli bahasa yang didatangkan JPU agak ngawur. Ratna meragukan saksi tersebut sebagai ahli bahasa karena pernyataan dari Wahyu selalu berputar-putar di konteks bahasa.

"Saya malah ragu dia ahli bahasa atau bukan? Ya, karena dia selalu berputar pada konteks. Bahkan dia mengabaikan kamus besar. Kamus besar kan memang beda banget," ujar Ratna.

Berita Lainnya
×
tekid