sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Satgas Covid-19 dituding kecolongan klaster Sampoerna

Satgas covid harus melakukan jemput bola dan bergerak ke perusahaan besar yang ada untuk melakukan pemeriksaan karyawannya.

Adi Suprayitno
Adi Suprayitno Senin, 04 Mei 2020 16:58 WIB
Satgas Covid-19 dituding kecolongan klaster Sampoerna

Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Timur menilai, munculnya klaster baru penyebaran Covid-19 di Pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk Kali Rungkut, akibat satgas kecolongan. Untuk itu, ke depannya harus ada identifikasi sejak dini karena penyebaran coronavirus semakin meluas.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim Sri Subianti, mengatakan, berdasarkan data Pemprov Jatim, sudah ada 65 buruh yang dinyatakan positif Covid-19 hasil tes swab PCR di klaster PT Sampoerna. 

"Ada dua karyawan yang meninggal karena positif. Ini menunjukkan perusahaan dengan jumlah karyawan besar sangat berpotensi terpapar virus tersebut," ujarnya, dikonfirmasi, Senin (4/5).

Fraksi Partai Demokrat mendesak agar kasus ini segara disikapi oleh tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, baik di Jatim maupun kota/kabupaten yang memiliki perusahaan dengan jumlah karyawan cukup besar.

Perusahaan dengan jumlah karyawan yang cukup besar mencapai ratusan di Jatim. Misalkan saja pabrik rokok Gudang Garam, pabrik rokok Wismilak, pabrik rokok Bentoel, pabrik Mie Sedap, dan Maspion.

"Satgas covid harus melakukan jemput bola dan bergerak ke perusahaan besar yang ada untuk melakukan pemeriksaan karyawannya," katanya.

Anggota Komisi E DPRD Jatim itu, meminta pihak perusahaan agar terbuka ketika pemeriksaan dilakukan. Seperti data pekerja dan alamat pekerja harus dibuka kepada tim satgas.

Hal ini untuk memudahkan tim satgas dalam melakukan tracing, bila nantinya ditemukan karyawan yang terpapar. Baik positif, Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Orang Tanpa Gejala (OTG).

Sponsored

"Keterbukaan data harus dilakukan oleh perusahaan," pintanya.

Selain itu, semua pemangku kebijakan juga harus saling bahu membahu dalam mengatasi Covid-19. Tidak saling menyalahkan antar instansi yang satu dengan lainnya. Koordinasi intens dan menyeluruh harus terus dilakukan mulai tim Satgas Covid-19 provinsi, kabupaten/kota, sampai tingkat desa.

"Yang kita butuhkan saat ini bagaimana kepentingan masyarakat. Pemimpin jangan saling lempar tanggung jawab. Imbasnya masyarakat yang bingung. Mari bersatu bersama perangi covid ini," pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil swab gelombang kedua sudah ada 29 pegawai Sampoerna yang dinyatakan positif. Jika ditambah dengan hasil tes swab gelombang pertama, di mana ada 34 pegawai positif dan dua positif meninggal pada 14 April 2020, total klaster Sampoerna sudah mencapai 65 kasus positif.

Berita Lainnya
×
tekid