sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Seniman buat mural di PIBC bertema gemah ripah loh jinawi

"Tembok-tembok yang dimural di Pasar Induk Beras Cipinang itu tak hanya metafora, lambang-lambang saja."

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 26 Agst 2022 13:18 WIB
Seniman buat mural di PIBC bertema <i>gemah ripah loh jinawi</i>

Komunitas Kolaborasi dan Jakarta Art Movement bersama berbagai komunitas seni jalanan (street art) dari sejumlah studio seni kembali membuat mural di beberapa tembok di Jakarta. Setelah sebelumnya di Klender, Jakarta Timur, kini mural mereka menghiasi kawasan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.

Mural tersebut, yang dibuat pada Kamis (25/8), mengusung tema "Gemah Ripah Loh Jinawi". Alasannya, memberi makna kondisi kesejahteraan, makmur, dan berkecukupan.

Koordinator pemural sekaligus kurator seni, Bambang Asrini, ide dasar gambar di PIBC merupakan kelanjutan dari "mural provokatif" pidato Bung Karno dan ulama Betawi, Haji Darip, di jalan layang Klender, 10 Agustus lalu. Pembuatan mural ini pun masih dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-77 RI.

"Sebuah utopia perlu dijadikan sandaran, bahwa seni harus membawa pesan tentang usia 77 tahun Indonesia tak hanya jalan ditempat. Masyarakat gemah ripah loh jinawi wajib diwujudkan oleh kita dan negara dengan jalan kolaborasi," katanya dalam keterangan tertulis.

"Tembok-tembok yang dimural di Pasar Induk Beras Cipinang itu tak hanya metafora, lambang-lambang saja, namun bukti konkret bagaimana masyarakat, seni, dan konteksnya dengan beras berelasi dengan sangat erat," imbuh dia. Keterkaitan tersebut, terangnya, tecermin dari sikap seniman yang peduli dengan isu ketahanan pangan yang memiliki tiga mazhab utama: ketersediaan, aksesibilitas, dan diversifikasi pola konsumsi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo, menilai, mural-mural tersebut memvisualisasikan kondisi para petani serta keluarga yang mengakses dan mengonsumsi pangan yang layak sesuai visi berbangsa. Food Station, yang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) Jakarta, merupakan pengelola PIBC.

Kepala PIBC, Herry Awal Fajar, menambahkan, keberadaan sebuah pasar untuk membuat tersedianya pangan dan memudahkan akses masyarakat dalam menjangkaunya selain demi kepentingan bisnis. Dirinya berharap, masyarakat menikmati mural tersebut.

"Mural sejatinya tak hanya membawa pesan isu pangan, kompleks Pasar Induk Beras Cipinang bisa menjadi semacam ruang terbuka masyarakat yang ramah, nyaman, dan tempat bercengkerama keluarga. Bisa diakses oleh siapa saja, menghibur, dan menjadi ruang kreatif, terutama milenial yang ingin mengunggahnya di media sosial," paparnya.

Sponsored

Adapun seniman sekaligus pendiri Papatong Artspace, Yeni Fatmawati, menyatakan, seni wajib dikembalikan pada fitrahnya, bermanfaat bagi khalayak dengan seniman bekerja konkret pada momentum dan lokasi tepat sekaligus membawa pesan jelas. 

"Seniman, saya pikir, tak hanya sekadar membuat 'atmosfir' sebuah lokasi menjadi indah (pleasing eyes). Namun, membawa pesan mendalam tentang makna bulan kemerdekaan bagi bangsa hari ini, bagaimana jika pangan tak terakses oleh masyarakat? Kedaulatan pangan tertinggal hanya sekadar jargon-jargon di media sosial," tuturnya.

Dalam pembuantan mural di kawasan PIBC, para seniman membaginya menjadi dua areal, tembok luar dan dalam pasar. Di bagian luar, gambar-gambar menceritakan tentang Jakarta sebagai wujud "mini Indonesia" dengan menggambarkan visualisasi ikon-ikon Jakarta dengan cara ilustratif. 

Perwujudan ibu kota tersebut tergambar dengan adanya patung selamat datang hingga Jakarta International Stadium (JIS) dan digenapi wajah-wajah ceria keluarga dan sekelompok petani dan distribusinya yang dilakukan para pedagang. Semuanya dilabur dengan kecenderungan warna-wara utama hijau alami. Warna-warna pastel yang teduh memberikan kesejukan tanpa mengurangi daya tarik mural yang berpendar terang.

Sementara itu, areal tembok di dalam kompleks PIBC, yang merupakan gudang beras (rice plant), terdapat guratan-guratan raksasa separuh badan, pepadian, sawah, dan beberapa petani dengan figur-figur dekoratif, yang mengingatkan pakaian adat 5 daerah di Indonesia. Mural-mural di tembok gudang beras memuat pesan distribusi pangan selayaknya dilakukan secara adil dan merata.

Berita Lainnya
×
tekid