sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Soal bencana, Megawati sebut Indonesia perlu belajar dari Jepang

ketenangan orang Jepang saat bencana karena sistem peringatan dini dan pendidikan kebencanaan di Jepang sangat bagus

Robi Ardianto
Robi Ardianto Senin, 08 Okt 2018 18:00 WIB

Kondisi Indonesia yang berada di kawasan cincin api (ring of fire) dan samudera yang rawan bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, hingga tsunami disebut sama seperti negara Jepang. Meski sama-sama rawan terjadi bencana alam, namun soal penanganannya Indonesia masih jauh tertinggal lanataran belum siap menghadapi bencana. 

Hal tersebut diungkapkan oleh mantan Presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan, Megawati Soekarno Putri, saat melepas relawan dari partai bermoncong putih itu ke Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, di Jakarta, Senin, (8/10).

Menurut Presiden RI kelima itu, Jepang memiliki persiapan lebih baik dari Indonesia dalam kebijakan penanganan bencana alam. Meski demikian, pihaknya sewaktu menjabat sebagai presiden terus berusaha memperbaiki manajemen kebencanaan di Indonesia. 

“Hanya levelnya belum bisa menyamai seperti negara Jepang,” katanya.

Dalam acara pelepasan bantuan tahap kedua untuk korban bencana Sulawesi Tengah di DPP PDI Perjuangan, Megawati tak lupa menceritakan sejumlah pengalaman dan pengetahuannya tentang penanganan bencana di Jepang.

Itu pada saat dia bersama anak dan cucunya berlibur ke Jepang, Megawati dan rombongannya memilih makan di sebuah restoran. Mereka kemudian naik ke lantai tiga restoran itu. Tak berselang lama, saat sedang menyantap hidangan sebuah gempa terjadi.

"Bergoyang-goyang. Kami hanya satu keluarga orang asing, yang lain orang Jepang. Mereka duduk saja sambil mengunyah. Kami sekeluarga sudah panik. Teman saya orang Jepang lalu bilang, sudah tenang saja," kata Megawati.

Mega melanjutkan, ketenangan orang-orang Jepang itu karena sistem peringatan dini bencana (early warning system) dan pendidikan kebencanaan di Jepang sangat bagus. 

Sponsored

"Di Jepang, bila gempanya memang berkekuatan besar, sirine langsung berbunyi keras," katanya. 

Kata dia, bila berbunyi satu kali, siapapun orangnya, harus segera bergegas ke lapangan terbuka. Sekaligus membawa sebuah perlengkapan yang di dalamnya ada 2 setel pakaian, 2 selimut, bahan makan untuk 2 hari, dan obat-obatan yang diperlukan.

"Setiap rumah sudah diminta bersiap begitu, dan letak tas perlengkapan tersebut tak boleh diganggu agar saat kejadian bisa langsung dibawa," ujar Megawati.

Lebih lanjut, kata Megawati, jika terdapat dua kali bunyi sirine artinya masyarakat Jepang harus lari menuju jalan-jalan yang aman yang sudah disiapkan. Lokasi-lokasi yang sudah disiapkan itu benar-benar aman dari air laut akibat tsunami, sudah ditandai dengan patok-patok kayu.

"Sirine ketiga, tak ada lagi lari pelan. Artinya lari secepatnya ke lokasi aman," kata Megawati.

Lokasi-lokasi aman pun, oleh pemerintah Jepang telah disiapkan. Maka itu, kata Megawati, Indonesia perlu mencotoh kepada Jepang yang telah mensosialisasikan secara baik. 

"Saya harap yang seperti ini disosialisasikan. Kita contoh Jepang yang punya kewaspadaan sangat baik. Rakyatnya ikut berpikir," katanya. 

Apalagi, masyarakat Jepang sejak dini telah diajarkan bagaimana cara hidup di sebuah negara yang rawan dengan bencana alam. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid