Banjir bandang yang melanda Sukabumi, Jawa Barat, pada akhir September lalu tak hanya merusak ratusan rumah warga, tetapi juga merendam ratusan hektare (ha) lahan pertanian yang berujung pada lumpuhnya aktivitas petani, salah satunya di Kecamatan Cicurug.
Banjir akibat meluapnya aliran sungai di Kaki Gunung Salak itu telah mengakibatkam puso di lebih dari 100 hektare lahan pertanian di kecamatan tersebut.
Merespons hal itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengunjungi para petani korban banjir di Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Sukabumi.
Mentan menyampaikan, setidaknya ada tiga agenda konkret yang akan dilakukan pihaknya bersama dengan pemerintah daerah untuk mengatasi lahan pertanian terdampak banjir.
“Agenda yang darurat, kita harus segera bersihkan lahan pertanian yang terdampak, kita perbaiki pematangnya. Agenda kedua, kita dorong agar petani dapat segera tanam, kita dukung dengan sarana produksi yang memadai, benih, pupuk dan alsintan,” ucap Mentan Syahrul dalam rilisnya, Selasa (13/10).
Agenda konkret berikutnya adalah memperbaiki irigasi yang rusak. Bahkan, dalam jangka panjang ia berharap para petani di wilayah tersebut dapat segera bangkit, dan membentuk korporasi pertani agar usaha tani dapat berjalan maksimal dan kesejahteraan petani meningkat.
“Baru nanti agenda menengahnya kita perbaiki dulu irigasi-irigasi, kita sikapi ini sampai dengan tiga bulan ke depan. Dalam jangka panjang kita dorong korporasi petani, semoga perbaikan-perbaikan ini dapat memberi dampak lebih bagi petani” terang Mentan.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, setidaknya terdapat 109 ha lahan sawah yang perlu untuk direvitalisasi di Kecamatan Cicurug. Sebanyak 104 ha lahan di antaranya terdampak puso.
Berdasarkan hasil rekapitulasi Dinas setempat, dibutuhkan bantuan pascabanjir berupa rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pipanisasi, pompanisasi dan dam parit.
Program bantuan Kementan tersebut disambut gembira salah satu petani di Kecamatan Cicurug, Asep Asyaro. Ketua Kelompok Tani Harapan Maju ini menuturlkan, banyak areal sawah di wilayahnya tertutup bongkahan batu dan pasir yang terbawa banjir bandang.
“Kami sangat berterimakasih atas bantuan dan kehadiran Pak Menteri, semoga kami bisa segera melakukan aktivitas bertani kembali, karena pascabanjir ini, areal sawah kami tidak hanya dipenuhi pasir, tapi bebatuan. Dikesempatan ini, kami juga mohon agar bisa dibantu pupuk Pak,” ungkap Asep.