sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Waspadai munculnya bakteri super dari peternakan

Penggunaan antibiotik berlebihan di peternakan picu masalah kesehatan.

Herzha Gustiansyah S
Herzha Gustiansyah S Selasa, 17 Nov 2020 22:00 WIB
Waspadai munculnya bakteri super dari peternakan

Munculnya "superbug" atau bakteri super dari peternakan bisa menghadirkan bahaya nyata bagi kesehatan masyarakat global. Laporan World Animal Protection (WAP) bertajuk "Memicu Krisis" periode 18-24 November 2020 mencatat bahwa, superbug yang kebal antibiotik muncul di peternakan dari penggunaan antibiotik yang berlebihan. Bakteri tersebut kemudian memasuki rantai makanan dan lingkungan sekitar.

Umumnya, antibiotik digunakan di peternakan seperti dalam memelihara ayam pedaging yang ditempatkan dalam kondisi penuh tekanan dan sempit. Sehingga situasi ini menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri hingga muncul penyakit.

Ketika bakteri super ditularkan dari hewan ke manusia, maka akan membuat lemah dan tak mampu melawan penyakit. Dilaporkan, sudah 700.000 orang meninggal setiap tahun akibat infeksi yang tidak dapat diobati dengan antibiotik.

Survei Kementerian Pertanian pada 2017 menunjukkan bahwa 81,4% peternak menggunakan antibiotik pada unggas untuk pencegahan penyakit, 30,2% peternak menggunakan antibiotik untuk pengobatan, dan 0,3% masih menggunakannya untuk promosi pertumbuhan.

Pemerintah telah mengeluarkan peraturan pelarangan colistin melalui Peraturan Menteri Nomor 09160/PK.350/F/12/2019. FAO juga menyatakan Indonesia termasuk di antara lima negara dengan proyeksi persentase peningkatan konsumsi antimikroba terbesar pada tahun 2030.

Riset konsumen yang dilakukan pada tahun 2019 oleh World Animal Protection menunjukkan bahwa 9 dari 10 konsumen Indonesia khawatir dengan peternakan ayam. Sedangkan survei 2020 menemukan bahwa 98% masyarakat Indonesia yang disurvei prihatin dengan superbug yang berasal dari hewan ternak.

“Kita tidak dapat mengabaikan kontribusi penggunaan antibiotik yang berlebihan di pabrik peternakan karena meningkatkan resistensi antibiotik. Ini adalah bom waktu yang dapat membuat krisis kesehatan masyarakat saat ini menjadi lebih buruk jika antibiotik tidak efektif dalam mengobati infeksi sekunder,” ucap Ketua Kampanye Peternakan World Animal Protection Jacqueline Mills, Selasa (17/11).

Sementara itu, Juru Kampanye World Animal Protection Indonesia Rully Prayoga menila,i Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pertanian perlu meningkatkan standar kesejahteraan hewan, serta memantau dan melaporkan penggunaan antibiotik pada hewan ternak.

Sponsored

Retailer, supermarket, dan restoran cepat saji juga harus menetapkan standar yang jauh lebih tinggi untuk memastikan hewan dalam rantai pasokan mereka.

"Kami menyerukan kepada bisnis retailer, restoran cepat saji seperti KFC dan McDonald's untuk menerapkan standar kesejahteraan hewan terutama pemberian antibiotik, serta pemerintah Indonesia dan sektor peternakan secara umum, untuk menghentikan penggunaan antibiotik secara berlebihan dan menghindari pandemi di masa depan yang disebabkan oleh resistensi bakteri super," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid