sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Didukung pemilih kritis, elektabilitas Ganjar bisa melesat

Tingkat elektoral Gubernur Jawa Tengah itu, meningkat 4,8% dalam kurun waktu lima bulan terakhir.

Hermansah
Hermansah Senin, 29 Mei 2023 13:34 WIB
Didukung pemilih kritis, elektabilitas Ganjar bisa melesat

Dukungan pemilih kritis akan sangat menguntungkan calon presiden Ganjar Pranowo. Sebab, pemilih kritis bisa memengaruhi pemilih lain untuk memberikan dukungan kepada calon yang sama.

Saiful Munjani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, elektabilitas tiga tokoh yang digadang-gadang bakal menjadi calon presiden (capres) di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 23-24 Mei, elektabilitas Ganjar Pranowo berada di urutan pertama dengan 35,9%. Tingkat elektoral Gubernur Jawa Tengah itu, meningkat 4,8% dalam kurun waktu lima bulan terakhir.

Pada kelompok pemilih kritis, dukungan kepada Ganjar naik dari 31,1% menjadi 35,9%.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan, tingginya angka pemilih kritis yang mendukung Ganjar akan berdampak signifikan.

"Dukungan dari pemilih manapun penting bagi calon, termasuk dukungan dari pemilih kritis. Pemilih kritis bisa menjadi sumber rujukan bagi pemilih yang kurang kritis, berpendidikan lebih rendah," kata Deni.

Dia menjelaskan, pemilih kritis cenderung punya akses informasi sosial-politik lebih banyak dan lebih berpendidikan. Dengan tingkat kepuasan publik atas pemerintah Joko Widodo yang relatif tinggi, calon yang dianggap bisa melanjutkan kepemimpinan, akan mendapat keuntungan elektoral. 

Deni mengatakan, Ganjar masih bisa meraih dukungan lebih tinggi dari 35,9%. Dengan satu syarat, tidak ada blunder yang membuat masyarakat meragukan atau bahkan tidak memilih Ganjar.

"Ganjar masih punya ruang menaikkan elektabilitas, di antaranya karena jumlah pemilih yang tahu Ganjar belum setinggi Prabowo. Tetapi dengan syarat Ganjar mampu mempertahankan likeability-nya tetap lebih positif dari calon lain. Setiap calon perlu menghindari blunder politik yang bisa merugikan," ujar Deni.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid