sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tawaran adu gagasan capres sudah dimulai, pengamat: Kabar baik untuk demokrasi

Untuk kali pertama sejak Pilpres Langsung 2004, pertarungan gagasan sudah mulai sejak dini.

Hermansah
Hermansah Selasa, 23 Mei 2023 13:50 WIB
Tawaran adu gagasan capres sudah dimulai, pengamat: Kabar baik untuk demokrasi

Belum lama ini persaingan antar bacapres memasuki level baru, setelah Anies Baswedan (ABW) mengeluarkan “serangan” terkait sejumlah kebijakan pemerintah.

Mulai dari tuntutan akses yang sama terhadap setiap capres untuk bertarung, jangan ada penjegalan, mafia APBN, korupsi, pentingnya adu gagasan daripada sekedar lari dan posting di sosmed (pencitraan), hingga kinerja membangun jalan nasional yang diklaim lebih baik era sebelumnya daripada pemerintahan saat ini.

Apa yang bisa diambil dari adu gagasan tersebut? Pengamat politik yang juga dosen Fisip Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal A Budiyono mengatakan, untuk kali pertama sejak Pilpres Langsung 2004, pertarungan gagasan sudah mulai sejak dini.

"Biasanya gagasan (visi & misi) baru akan menjadi topik saat tiba masa debat capres," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (23/5).

Pilihan strategi ABW yang mengedepankan serangan terhadap kebijakan, dinilainya merupakan kabar baik bagi demokrasi. Pasalnya, memang seharusnya para capres mengambil opsi itu jika ingin merebut hati pemilih. Hal yang sama berlaku di banyak negara demokrasi mapan. Di mana, adu gagasan (serangan terhadap kebijakan pemerintah oleh capres oposisi) adalah sesuatu yang lazim.

Di sisi lai, demokrasi juga memberi ruang yang luas kepada setiap kandidat untuk menawarkan alternatif kebijakan terbaik, demi kemajuan negara dan keadilan sosial. 

"Sayangnya tawaran debat gagasan ABW justru direspons negatif oleh para pendukung Prabowo Subianto (PS) maupun Ganjar Pranowo (GP), yang sepintas denial terhadap kritik tersebut. Mereka justru menyerang balik ABW sebagai Capres yang “hanya modal omdo”, “pintar bernarasi”, atau “kebanyakan janji”, papar dia.

Respons semacam ini, kata dia, jelas sebuah kemunduran demokrasi, karena itu menandakan kegagalan pendidikan politik.

Sponsored

"Mungkin itu hanya sikap pendukung PS dan GP, dan semoga bukan sikap beliau berdua. Justru dengan adanya “tantangan” adu gagasan dari ABW, itu bisa menjadi media, baik PS dan GP untuk menunjukkan kelasnya," kata dia.

Dalam arti, jika serangan ABW terbukti hanya klaim, maka mereka berdua bisa menyajikan data pembanding, atau strategi yang lain.

Sementara bagi voters, sajian adu gagasan jauh-jauh hari juga sangat baik. Sebagai bagian dari pendidikan politik pemilih. Dengan semakin sesaknya saluran-saluran komunikasi publik oleh gagasan dan pikiran, maka dengan sendirinya itu akan mereduksi praktek jual-beli suara atau mobilisasi suara.

Sebab praktik semacam ini biasanya berjalan pada kelompok pemilih yang tidak mendapat informasi yang cukup terhadap apa yang akan dilakukan para kandidat jika terpilih. Dengan kata lain, adu gagasan antarcapres akan meningkatkan kecerdasan politik kolektif dalam waktu singkat.

"Semoga saja setelah ABW, capres yang lain segera menjawab tawaran adu gagasan itu dengan ide, visi, dan misi yang tak kalah hebat. Jika itu terjadi, maka pilpres akan berlangsung menarik, sekaligus mencerdaskan. Bukan sekedar idol contest yang membosankan," harap Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC) ini.
 

Berita Lainnya
×
tekid