Ternyata Nasdem anggap AHY adalah opsi terakhir
Banyak masukan yang diterima Surya Paloh selaku Ketua Umum Partai Nasdem, termasuk AHY sendiri.

Partai Nasdem mengungkapkan, sosok Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), adalah pilihan terakhir sebagai pendamping Anies Baswedan. Anies adalah bakal calon presiden yang awalnya diusung oleh Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie mengatakan, pembicaraan mengenai pendamping Anies sudah dilakukan jauh hari. Banyak masukan yang diterima Surya Paloh selaku Ketua Umum Partai Nasdem, termasuk AHY sendiri.
“Pak Surya (Paloh) menerima berbagai masukan. Opsi AHY itu terakhir, terpaksa. Itu kalau sudah tidak ada lagi calon,” katanya pada podcast Alinea, Selasa (6/9) malam.
Namun, lantaran keinginan menang jauh lebih tinggi, partainya memprioritaskan pendamping Anies harus dari Nahdlatul Ulama (NU). Baginya, NU adalah kekuatan Islam dan kultural yang tinggi.
NU dianggap telah menguasai Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara, kedua daerah ini adalah kelemahan bagi Anies.
“Nah tetapi yang tetap masuk prioritas itu, karena kita ingin menang dari NU. Karena NU itu kekuatan Islam kekuatan kultural,” ujarnya.
Effendi menyebut, sejumlah nama yang sempat masuk adalah Khofifah, Yenny Wahid, dan Mahfud MD. Sayangnya, mereka bertiga tidak memiliki partai meski berlatar belakang NU.
Kemudian, mereka mendengar ada tawaran yang lebih menjanjikan ketimbang AHY, yakni Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Walaupun itu dibayang-bayang penolakan Partai Demokrat dan PKS dan ancaman bubarnya koalisi.
Namun, hal itu dinilai tidak menyurutkan keinginan untuk menduetkan Anies dan Cak Imin. Lantaran, PKB memiliki suara yang cukup kuat, bahkan bila hanya berdua saja dengan Nasdem.
Baginya, Cak Imin adalah sosok darah biru NU yang dianggap bisa menyelamatkan Anies. PKB pun dianggap lebih besar daripada Demokrat baik dari pemilih maupun kursi legislator.
“Muhaimin sudah matang dan merupakan darah biru di NU,” ucapnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Pertarungan capres di lumbung suara Jawa Barat
Sabtu, 23 Sep 2023 06:06 WIB
Riak-riak di tubuh PSI: "Bagi saya, PSI tak lagi istimewa..."
Jumat, 22 Sep 2023 06:29 WIB