Pakistan dan Bangladesh gelar pertemuan diplomatik tingkat tinggi pertama setelah 15 tahun

Pakistan dan Bangladesh kembali mengadakan pembicaraan diplomatik tingkat tinggi setelah 15 tahun. Momen ini dinilai dapat lebih menghangatkan hubungan bilateral dan memudahkan kontak antarmasyarakat, menyusul pemberontakan bulan Agustus di Bangladesh yang mengubah situasi geopolitik di kawasan tersebut.

Konsultasi Kantor Luar Negeri (FOC) antara kedua negara Asia Selatan tersebut berlangsung di Dhaka pada hari Kamis, pertemuan pertama sejak tahun 2010.

Menteri Luar Negeri Pakistan yang sedang berkunjung, Amna Baloch, dan mitranya dari Bangladesh, Md Jashim Uddin, memimpin delegasi masing-masing, menurut Kementerian Luar Negeri Bangladesh.

Setelah pertemuan tersebut, Baloch mengatakan "diskusi yang bermanfaat" telah diadakan dengan Bangladesh.

Baloch juga dijadwalkan bertemu dengan Muhammad Yunus, kepala pemerintahan transisi, dan Penasihat Urusan Luar Negeri, Md Touhid Hossain pada hari Kamis nanti.

Sebelumnya, Baloch tiba di Dhaka pada hari Rabu untuk kunjungan dua hari menjelang kunjungan Wakil Perdana Menteri Pakistan dan Menteri Luar Negeri Ishaq Dar yang dijadwalkan ke Bangladesh akhir bulan ini, yang akan menjadi kunjungan pertama diplomat tinggi tersebut sejak tahun 2012.

Bangladesh, yang terpisah dari Pakistan dalam Perang Kemerdekaan selama sembilan bulan pada tahun 1971, telah mulai melihat lingkungan yang lebih ramah bagi Islamabad, termasuk perdagangan dan bisnis bilateral, sejak mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang dikenal karena sikapnya yang pro-India dalam geopolitik Asia Selatan, digulingkan dalam pemberontakan massal pada tanggal 5 Agustus.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, di antara para pemimpin, menyambut Yunus segera setelah ia menjabat pada tanggal 8 Agustus tahun lalu.(aa)