Bumerang Prabowo: Remuk citra gemoy buntut umpatan "etik ndasmu"
Umpatan calon presiden (capres) nomor urut 2 pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Prabowo Subianto, tentang "etik ndasmu" menuai kontroversi. Pernyataan tersebut dilontarkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra, yang digelar tertutup, di JIExpo, Jakarta, pada Jumat (15/12).
"Gimana perasaan Mas Prabowo soal etik? Etik, etik. Ndasmu etik!" ucap Prabowo dari podium dan disambut riuh dan bising tepuk tangan para peserta.
Pernyataan ini tidak lepas dari pertanyaan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, kepada Prabowo dalam debat perdana, Selasa (12/12). Kala itu, Anies bertanya perasaan Prabowo tentang Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang sarat pelanggaran etika berat.
Putusan MK 90 menjadi alas hukum bagi putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo. Namun, berbuntut dengan dicopotnya paman Gibran, Anwar Usman, sebagai Ketua MK. Ini sesuai Putusan Majelis Kehormatan MK (MKMK) Nomor 02/MKMK/L/11/2023.
Umpatan etik ndasmu, khususnya "ndasmu", pun viral dan sempat menjadi topik populer (trending topic) di Twitter (X), Sabtu (16/12) hingga berita ini tayang. Hal tersebut seperti yang direkam Drone Emprit, lembaga yang kerap menganalisis dinamika di media sosial (medsos).
Drone Emprit "menangkap" percakapan tentang ndasmu di Twitter dan media daring selama Sabtu lalu. Hasilnya, ada 31.251 konten atau percakapan warganet dengan kata kunci tersebut. Sebanyak 19.377 (62%) di antaranya bersentimen negatif, sedangkan positif 8.744 dan netral 3.087.
SENTIMEN
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) December 16, 2023
Sentimen atas ucapan ini dominan negatif yaitu sebesar 62%. Sentimen positif sebesar 28% didapat dari klarifikasi bahwa ucapan tersebut adalah candaan. pic.twitter.com/7686h81jxc
Di TikTok juga demikian. Masih melansir data Drone Emprit, ketika melakukan pencarian dengan memasukkan kata "Prabowo", opsi yang pertama muncul adalah "Prabowo ndasmu".
"Video dibuat oleh netizen yang cenderung negatif sentimennya," twit pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, melalui akun Twitter @ismailfahmi, Minggu (17/12).
Gayung bersambut, kata berjawab. Prabowo lantas mengklarifikasi dengan mengklaim etik ndasmu lazim diucapkan, khususnya oleh orang Banyumas. "Biasalah bicara-bicara seperti itu," kilahnya ketika berkampanye di Blitar, Jawa Timur (Jatim), pada Minggu.
Menurut Ketua Umum Partai Gerindra ini, etik ndasmu viral dan menuai kontroversi karena ada yang sengaja ingin membesar-besarkannya. "[Pernyataan] itu, kan, [dilontarkan] di dalam, di antara keluarga, ya, kan? Tetapi, biasa orang Indonesia [suka] cari-cari [kesalahan], mau dibesar-besarkan."
Cermin ambisi kekuasaan
Namun, tidak demikian bagi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto. Ia berpandangan, pernyataan etik ndasmu menunjukkan Prabowo melakukan segala cara demi bisa berkuasa.
"Pernyataan etika ndasmu adalah cermin kekuasaan di atas segalanya. Karena itulah, nyawa 13 aktivis yang diculik [Prabowo] pun tidak ditanggapi secara serius. Kekuasaan tanpa etika dan moral membutakan nurani," ucapnya dalam keterangannya.
"Etika ndasmu sangat melukai rakyat Indonesia. Pernyataan Pak Prabowo tersebut cermin ambisi kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Ketika etika-moral ditempatkan di bawah kekuasaan, maka sama saja dengan 'membutakan' budi nurani," sambungnya.
Diketahui, paslon nomor urut 3 dan diusung PDIP, Ganjar Pranowo, dalam debat capres sempat bertanya kepada Prabowo tentang membantu keluarga korban penculikan '98 untuk menemukan pusara anggotanya yang hilang dan tidak jelas rimbanya hingga kini. Namun, jawaban Prabowo tak memuaskan sehingga Ganjar menganggapnya tidak tegas.
Hasto melanjutkan, kekecewaan publik dengan pernyataan etik ndasmu terlihat dari komentar warga ketika bertemu Ganjar di lapangan. Masyarakat, sambungnya, akhirnya tahu bahwa program, karakter, dan gaya kepemimpinan Prabowo hanya demi kekuasaan.
Membuka karakter Prabowo
Terpisah, Direktur Data Politik Indonesia, Catur Nugroho, menguraikan, etika berasal dari kata Yunani, ethos, yang berarti kebiasaan dalam tingkah laku manusia. Etika dapat diartikan sebagai karakter yang mengarah pada konsep nilai baik-buruk, benar-salah, atau berkaitan dengan prinsip-prinsip umum.
Menurutnya, pernyataan etik ndasmu dilontarkan Prabowo sebagai ekspresi kegeraman dengan pertanyaan Anies sekaligus menunjukkan karakter keras dan tidak bisa menahan emosi. Ia pun sependapat dengan Hasto: ketika seseorang mengabaikan etika, maka hal-hal lain kemungkinan juga akan tak diindahkannya.
Dicontohkannya dengan sikap Prabowo yang menerima Gibran sebagai cawapresnya sekalipun Anwar Usman dinyatakan melanggar etika berat dalam memproses dan memutus Perkara Nomor 90. Apalagi, Gibran secara tiba-tiba memilih keluar dari PDIP demi maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Padahal, PDIP sudah mendeklarasikan Ganjar-Mahfud MD sebagai kandidatnya.
"Ketika Prabowo menyampaikan 'etika ndasmu', menurut saya, dapat dimengerti sebagai refleksi hidup dan bertindak dalam situasi konkret nantinya. Artinya, Prabowo akan cenderung mengabaikan nilai-nilai, norma, bahkan hukum berlaku nantinya," ulasnya kepada Alinea.id, Selasa (19/12).
Lebih jauh, Catur berpendapat, citra lucu dan menggemaskan alias gemoy yang coba dibentuk Prabowo pada Pilpres 2024 sebagai strategi mengeruk suara. Namun, tidak substansial lantaran hanya memunculkan "kulit luar" bukan gagasan dan visi pemerintahannya kelak. Pun terancam gagal karena efek bumerang umpatan etik ndasmu.
"Citra gemoy ... tidak menunjukkan kemampuan dan kapabilitas pasangan capres-cawapres ini," tegas dosen Telkom University itu. "Citra gemoy ini ... justru mempertontonkan pada publik kurangnya gagasan dan visi ke depan untuk membangun Indonesia."
"Memang sekarang ini eranya society of spectacle atau masyarakat tontonan, tapi tidak seharusnya calon pemimpin negeri ini hanya sekadar menjual tontonan seperti para pesohor/artis," imbuhnya mengingatkan.
Atas dasar itu, Prabowo-Gibran diyakininya bakal kembali menjadi sasaran para pesaingnya dalam debat kandidat berikutnya. "Prabowo-Gibran harus mampu menunjukkan kapasitas dan kapabilitas mereka sebagai calon pemimpin kalau tidak mau jadi 'bulan-bulanan' lawan politiknya lagi," saran Catur.


