sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Demokrat sentil elite di lingkaran Jokowi: Syahwat kekuasaan kuat, urat malu putus

Menurut Herzaky, wajah buruk pemerintahan saat ini makin terlihat.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Jumat, 09 Des 2022 11:14 WIB
Demokrat sentil elite di lingkaran Jokowi: Syahwat kekuasaan kuat, urat malu putus

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan syahwat kekuasaan begitu kuat membungkus sebagian para elite pendukung pemerintahan hari ini, dibandingkan keinginan untuk memikirkan rakyat kecil. Herzaky menyinggung wacana tiga periode jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kembali digaungkan.

"Dengan entengnya secara bergantian melantangkan wacana presiden tiga periode ataupun penundaan pemilu 2024. Seakan-akan melanggar konstitusi, mengkhianati amanah reformasi 1998 yang membatasi kekuasaan presiden maksimal dua periode, itu hal receh dan biasa saja bagi mereka," ujar Herzaky kepada wartawan, Jumat (9/12). 

Menurut Herzaky, wajah buruk pemerintahan saat ini makin terlihat. Narasi mempertahankan kekuasaan disebutnya terus digaungkan dengan berbagai alasan, sementara prestasi berjalannya surut dan rakyat banyak yang makin kesusahan sejak pandemi. 

"Seakan urat malu sudah putus, karena mungkin hidup hanya memikirkan kepentingan pribadi dan golongannya saja," katanya.

Menurut dia, tak pernah ada pro kontra mengenai perubahan masa jabatan presiden menjadi maksimal tiga periode ataupun perpanjangan masa jabatan presiden dua atau tiga tahun. Yang ada hanya nafsu segelintir elite yang tak kunjung padam yang terus mendapatkan penolakan secara luas oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Misalnya, survei SMRC di April lalu, menyebut 73% rakyat menolak, dan hanya 5% yang setuju usulan Jokowi tiga periode. 

"Berhentilah menghembuskan angin sesat yang bisa membuat Presiden Jokowi terjerumus. Lebih baik para elite politik pendukung Jokowi, fokus membantu presiden menyelesaikan berbagai permasalahan negeri ini," tegasnya.

Dia pun membandingkan prestasi pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi saat ini. Di era SBY, kata Herzaky, kemiskinan bisa ditekan dan bisa turun drastis. Selama 10 tahun SBY memimpin, berhasil menurun angka kemiskinan dari sekitar 16% an bisa turun ke 10%. 

"Bukan seperti 8 tahun ini, dari 10 persenan hanya mampu menurunkan ke 9 persenan saja, dan itu pun dibanggakan setengah mati, sampai minta perpanjangan," jelas dia. 

Sponsored

Sedangkan untuk angka pengangguran, Herzaky menyebutkan, pemerintahan SBY berhasil melakukan penutupan secara drastis dari 10,25 juta di 2004 bisa turun drastis sampai 3 jutaan penduduk yang tidak lagi menganggur, sehingga menyisakan 7,24 juta jiwa saja yang menganggur. 

"Sedangkan di era Jokowi selama 5 tahun sebelum pandemi pun tak mampu menurunkan banyak. Hanya ratusan ribu. Bahkan, makin melonjak drastis selama pandemi," ucap Herzaky.

Dia pun mengingatkan semua pihak untuk waspada dengan upaya permufakatan jahat melanggengkan kekuasaan, yang terus disuarakan segelintir elite. "Jangan surut walaupun hanya selangkah," tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid