sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Fachrul Razi eks Menag mundur dari Ketum PBL, buntut intervensi Luhut?

Dalam pesannya, Fachrul berdalih, pengunduran diri demi memiliki lebih banyak waktu bersama keluarganya.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Rabu, 06 Apr 2022 22:39 WIB
Fachrul Razi eks Menag mundur dari Ketum PBL, buntut intervensi Luhut?

Mantan Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi, menyatakan mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Pejuang Bravo Lima (PBL) per 23 Maret 2023. Dirinya pun mengembalikan pengurusan PBL selanjutnya kepada Ketua Dewan Pembina sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

Fungsionaris senior PBL, Gatot Krishnapaty, membenarkan mundurnya Fachrul. Namun, dirinya enggan berkomentar soal mundurnya Fachrul lantaran intervensi Luhut bahkan cenderung menutupi pangkal konflik internal PBL. 

Sementara itu, dalam pesannya, Fachrul berdalih, pengunduran diri ini dilakukannya agar memiliki lebih banyak waktu bersama keluarganya. Namun, berdasarkan informasi yang beredar, Fachrul menolak intervensi Luhut dengan memaksakan kepentingan pribadi, bukan kepentingan rakyat dan bangsa. 

Kendati demikian Gatot menganggap Fachrul Razi sebagai mantan Wakil Panglima TNI memiliki integritas tinggi. Tatkala sudah mengambil keputusan mundur karena memahami adanya nilai-nilai yang bertentangan dengan hati nuraninya.  

Sebagai informasi, PBL merupakan organisasi yang dibentuk Luhut nyaris satu dasawarsa lalu. Organisasi berisi para purnawirawan jenderal ini dibentuk untuk mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi), pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.

Terpisah, mantan rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar, memaklumi langkah mundurnya Fachrul sebagai pimpinan PBL. Baginya, hal tersebut lazim terjadi di dunia politik.

"Ya, dalam demokrasi itu setiap orang berhak dipilih dan memilih. Jadi, kalau ada satu orang di satu organisasi, kita berada di dalamnya, lantas ada seseorang yang mengarahkan kita untuk melanggar aturan dan kita enggak setuju, kita bisa keluar dari organisasi itu atau kita mengatakan, kami tidak sependapat dengan pimpinan," tuturnya.

Sebagai seorang jenderal, menurut Musni, Fachrul memiliki loyalitas terhadap bangsa dan negara. Dengan demikian, dia takkan mudah ditekan seseorang agar melanggar konstitusi.

Sponsored

"Dia ini Jenderal bintang empat penuh, bukan jenderal kehormatan. Pasti dia punya pandangan untuk kebaikan bangsa dan negara. Jadi, dia akan berdiri di depan menghadapi pihak yang akan mengorbankan rakyat " katanya. Musni pun menyesalkan jerih payah Fachrul mendukung Jokowi selama satu dasawarsa ini tidak dianggap dan tak diperlukan lagi.

Berita Lainnya
×
tekid