sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hanura: Banyak kader partai marah tak dapat jatah menteri

"Partai pengusung itu kan punya harga sendiri sebetulnya, wajar jika dari beberapa kami di daerah cukup ada kemarahan."

Ardiansyah Fadli
Ardiansyah Fadli Sabtu, 26 Okt 2019 15:30 WIB
Hanura: Banyak kader partai marah tak dapat jatah menteri

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Hanura Bona Simanjuntak mengatakan, banyak kader Partai Hanura yang marah dan kecewa karena tidak ada satupun yang masuk dalam Kabinet Indonesia Maju. Padahal, Hanura menjadi salah satu partai pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu.

"Partai pengusung itu kan punya harga sendiri sebetulnya, wajar jika dari beberapa kami di daerah cukup ada kemarahan atau kekecewaan karena seperti tidak ada penilaian khusus untuk Partai Hanura," kata Bona dalam diskusi Polemik bertajuk “Kabinet Bikin Kaget” di Jakarta Pusat, Sabtu (26/10).

Menurutnya, dukungan Hanura terhadap Jokowi telah diberikan sejak lama, bahkan saat Jokowi belum memiliki pasangan wakil calon presiden.

"Walaupun kami harus berkorban tidak ada lagi kursi di parlemen, tapi bukan jadi alasan buat kami, dan itu hak prerogatif Pak Presiden juga," katanya.

Meski Kecewa, Bona menegaskan, partainya akan tetap fokus pada pemerintahan dan menjalankan dukungan terhadap Jokowi dengan sepenuh hati. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan masukan terhadap jalannya roda pemerintahan.

"Mungkin kalau mau lihat ke depan Jokowi fokus ke SDM (sumber daya manusia), kita lihat dari istana dulu deh, SDM-nya bagaimana? Apakah dengan kabinet seperti ini bisa memberikan SDM yang baik," ucap Bona.

Bona mengaku, sebelumnya Hanura memang ikut diajak bicara dan diminta untuk menyerahkan beberapa nama kader terbaiknya Jokowi.

"Kami berikan beberapa SDM kader kami yang luar biasa. Tapi sekali lagi, ya ini hak prerogatif presiden," ujar Bona.

Sponsored

Sementara itu, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, pihak koalisi seperti Hanura yang tidak mendapatkan jatah menteri atau wakil menteri tidak perlu kecewa. Sebab, Jokowi telah menegaskan akan mengganti menteri atau wakil menteri yang tidak serius dalam bekerja.

"Jokowi dalam sambutannya (mengatakan) 'kalau tidak maksimal, kalau tidak kerja, siap-siap diganti'. Kalau lihat postur kabinet sekarang, saya menduga setahun mungkin akan terjadi reshuffle," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid