close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
PrabowoMenhan Prabowo Subianto saat rapat kerja dengan komisi 1 DPR sebelum pandemi/Foto Antara/Puspa Perwitasari
icon caption
PrabowoMenhan Prabowo Subianto saat rapat kerja dengan komisi 1 DPR sebelum pandemi/Foto Antara/Puspa Perwitasari
Politik
Selasa, 23 Februari 2021 11:09

Tak berpengaruh Prabowo ikut "blow up" vaksinasi Covid-19

Kampanye program vaksin Covid-19 tak cukup elite politik saja
swipe

Pelibatan Prabowo Subianto untuk mem-blow up program vaksinasi Covid-19 pemerintah dinilai tak akan berpengaruh atas suksesnya program tersebut. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno.

"Mesti ubah polanya mulai dari tokoh setempat yang berpengaruh sebagai jaminan vaksin aman. Vaksin ini selain soal keyakinan aman tidaknya, juga terkait dengan residu pilpres. Namun, pendekatannya jangan lagi elite, tapi tokoh lokal," ujar Adi dihubungi Alinea, Selasa (23/11).

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menyarankan agar pihak yang mem-blow up dalam program vaksinasi bukan saja Presiden Joko Widodo, melainkan juga rival politiknya pada di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Menurut Dosen FISIP UIN Jakarta ini, rakyat saat ini mulai belum sepenuhnya memikirkan program vaksinasi Covid-19 lantaran efeknya belum terlihat. Sehingga, blow up vaksin yang dilakukan elite tertentu itu tak bakal berpengaruh apapun.

"Rakyat punya preferensi sendiri soal vaksin. Secara politik Jokowi, Prabowo, Anies, Andi mungkin banyak follower-nya, tapi soal vaksin bentar dulu. Follower-nya itu punya argumen berbeda," bebernya.

Agar program vaksinasi diterima publik dengan baik, jelas Adi, maka polanya mesti diubah, yakni jangan dari elite saja, tapi mulai dari tokoh setempat berpengaruh.

"Pemuka agama, tokoh adat, ketua pemuda karang taruna, dan lainnya," pungkasnya.

Sebelumnya, Minggu (21/2), Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tentang vaksinasi Covid-19. Disebutkan, dari 44,4% basis pendukung Prabowo-Sandi, sebanyak 48,1% tidak bersedia menerima vaksinasi.

Angka tersebut berbeda dibanding dengan mereka yang mendukung Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019, yakni dari 55,5%, sebanyak 59,6 %  pendukun Jokowi bersedia divaksin. Sedangkan 36,1% sisanya yang menyatakan tidak bersedia disuntik vaksin. 

Survei itu dilakukan via telepon terhadap 1.200 responden secara acak pada rentang 1 hingga 3 Februari 2021, dengan margin of error sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.

img
Fathor Rasi
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan