sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

SMRC: Memasuki 2023 efek Jokowi pada Prabowo jadi positif

Perubahan terjadi seiring beberapa peristiwa kedekatan Jokowi dengan Prabowo.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Senin, 29 Mei 2023 08:04 WIB
SMRC: Memasuki 2023 efek Jokowi pada Prabowo jadi positif

Kepuasan publik atas kinerja Presiden Joko Widodo berubah menjadi positif pada elektabilitas bakal calon presiden Prabowo Subianto. Hubungan positif itu terjadi sejak tahun 2023, sementara sebelum 2023 hubungan keduanya bersifat negatif. 

Ini merupakan hasil kajian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk "Evaluasi Kinerja Presiden dan Pilihan Capres 2024 di Pemilih Kritis" yang disampaikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV.

Deni menerangkan, kesimpulan itu didasarkan pada analisis hasil serangkaian survei SMRC pada pemilih kritis sejak Juni 2021 sampai Mei 2023. Pola hubungan antara kinerja Jokowi dan elektabilitas Prabowo mengalami perubahan sejak November 2022. 

Periode Juni 2021-Oktober 2022, jelas Deni, kinerja Jokowi berkorelasi negatif dengan elektabilitas Prabowo. Namun setelah itu, periode November 2022 – Mei 2023, korelasinya berubah menjadi positif. 

"Prabowo terlihat mendapat insentif elektoral atas positifnya penilaian publik terhadap kinerja Jokowi sejak November 2022," kata Deni, dikutip Senin (29/5).

Perubahan terjadi seiring beberapa peristiwa kedekatan Jokowi dengan Prabowo. Antara lain pernyataan Jokowi bahwa presiden selanjutnya adalah giliran Prabowo dan omongan Jokowi tentang perlunya pemimpin yang berani.

Juga pertemuan Prabowo dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, relawan Jokowi yang mengusulkan Prabowo selain Ganjar sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024, dan agresifitas Prabowo bersama Jokowi seperti menanam mangrove yang tidak memiliki hubungan langsung dengan Kementerian Pertahanan.

"Itu semua terjadi memasuki 2023 sampai sekarang," jelas Deni.

Sponsored

Sementara itu, ujar Deni, kinerja Jokowi konsisten berhubungan secara positif dengan elektabilitas Ganjar Pranowo. Jika kinerja Jokowi dinilai semakin baik, elektabilitas Ganjar cenderung naik. Begitupun sebaliknya. Hubungan positif antara kinerja pemerintah dan elektabilitas Ganjar semakin erat sejak November 2022.

Hal sebaliknya terjadi pada Anies Baswedan. Kinerja Jokowi konsisten berhubungan negatif dengan elektabilitas mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. 

Jika kinerja Jokowi dinilai semakin baik, maka elektabilitas bakal calon presiden Koalisi Perubahan ini menurun. Begitupun sebaliknya. Hubungan antara kinerja pemerintah dan elektabilitas Anies menjadi semakin negatif sejak November 2022.

SMRC mendefinisikan "pemilih kritis" adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon, sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik. 

Mereka umumnya pemilih kelas menengah bawah hingga kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80%.

Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). Survei terakhir dilakukan pada 23-24 Mei 2023 dengan sampel sebanyak 915 responden yang dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. 
Margin of error survei diperkirakan lebih kurang 3,3% pada tingkat kepercayaan 95%. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Berita Lainnya
×
tekid