Senandung Efek Rumah Kaca: KPK Bunga yang tak dikehendaki

Bagi ERK, KPK seperti puisi yang ditulis Wiji Thukul yakni: Seumpama bunga yang tak dikehendaki tumbuh.

2. Dalam aksi yang digelar untuk menolak pengesahan revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Selasa (17/9), vokalis Cholil Mahmud menyanyikan lagu

Grup musik Efek Rumah Kaca angkat suara soal persoalan kebangsaan terkini. Grup band indie ini menyesalkan sikap Dewan Perwakilan Rakyat RI dan Presiden Joko Widodo dalam penetapan revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Vokalis ERK Cholil Mahmud mengatakan, pembahasan revisi UU KPK menjelang berakhirnya masa jabatan DPR Oktober menjadi puncak upaya pelemahan KPK.

“Kami semua kecewa dan marah atas revisi UU KPK yang dilakukan secara senyap. Kami semua sepakat untuk tetap terus melawan hingga titik darah penghabisan,” kata Cholil belum lama ini. 

Pekan lalu Selasa (17/9) ERK turut dalam aksi “Pemakaman KPK” di lobi Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.

Aksi yang digelar oleh wadah pegawai KPK bersama Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi ini dimaksudkan sebagai ungkapan atas matinya KPK dan demokrasi setelah pengesahan revisi UU KPK. Keputusan ini serangkai dengan ditetapkannya lima pimpinan baru KPK untuk periode 2019–2023, Jumat pekan lalu (13/9).