5 instrumen kebijakan Bank Indonesia pada 2022

Langkah ini sebagai bagian dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto Antara/dokumentasi

Bank Indonesia (BI) akan mensinergikan kebijakan pada 2022. Langkah ini sebagai bagian dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan, sekaligus menjaga stabilitas perekonomian. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI mendorong pertumbuhan perekonomian lebih maju pascapandemi Covid-19, dengan membuat program bauran kebijakan pada lima instrumen.

Yaitu, pertama kebijakan moneter. Sejalan dengan risiko meningkatnya tekanan instabilitas pasar keuangan global dari normalisasi kebijakan moneter The Fed dan sejumlah negara Advanced Economies (AEs), kebijakan moneter BI pada 2022, lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas (pro-stability). Baik itu pada pencapaian sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar, maupun stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Normalisasi kebijakan moneter akan dilakukan secara sangat hati-hati dan terukur agar tidak mengganggu proses pemulihan ekonomi nasional," kata dia Rabu (24/11).

Kedua, kebijakan makroprudensial. Kebijakan makroprudensial longgar akan tetap dilanjutkan dan bahkan diperluas untuk mendorong kredit dan pembiayaan perbankan pada sektor-sektor prioritas dan UMKM. Hal itu guna percepatan pemulihan ekonomi nasional, sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan dan mengembangkan ekonomi dan keuangan hijau.