Apkasindo: Jadikan larangan ekspor sawit sebagai introspeksi

Apkasindo setuju minyak goreng sawit harus tersedia memadai dan harganya terjangkau oleh masyarakat.

Ilustrasi. Istimewa

Petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) bersyukur akhirnya pemerintah mencabut larangan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan minyak goreng. Apkasindo mengaku larangan ekspor itu membebani petani sawit.

Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung mengatakan, sejak Presiden Joko Widodo melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng, 28 April, harga tandan buah segar (TBS) sawit petani jatuh. Harga anjlok bahkan sampai 70%. Itu berlangsung di 22 provinsi.

"Kami petani sawit berhasil melalui dan menunjukkan komitmen bernegara, tidak melakukan hal-hal anarkistis," kata Gulat Manurung dalam keterangan tertulis, Kamis (19/5).

Gulat menerangkan, sawit adalah sumber nafkah sekaligus harapan dan masa depan ekonomi Indonesia. Sawit juga telah menjadikan Indonesia disegani dunia. Apkasindo, kata dia, setuju minyak goreng sawit harus tersedia memadai dan harganya terjangkau oleh masyarakat.

"Kami petani sawit sangat terhormat diberi kesempatan untuk mewujudkan harapan Presiden," terang Gulat.