Awal tahun, Sri Mulyani terbitkan utang Rp102,66 triliun

Mengawali tahun 2019, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menerbitkan utang senilai Rp102,66 triliun untuk menutup defisit APBN.

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri), Gubernur BI Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kiri) dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah memberikan keterangan pers terkait Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (29/1/2019). / Antara Foto

Mengawali tahun 2019, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menerbitkan utang senilai Rp102,66 triliun untuk menutup defisit APBN 2019.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, penerbitan surat utang negara (SUN) mencapai Rp102,66 triliun per 23 Januari 2019. Jumlah tersebut 26,39% dari target sebesar Rp388,96 triliun  dalam APBN 2019.  

Nilai penerbitan tersebut lebih tinggi dari realisasi pada awal 2018 yang mencapai Rp53,38 triliun atau sebesar 12,88% dari target senilai Rp414,52 triliun. 

"Untuk financing defisit APBN 2019, kita akan tetap menggunakan strategi di mana harus melihat kondisi market di dalam negeri maupun luar negeri. Kami juga tentu harus melakukan strategi bagaimana mendapatkan pendanaan yang paling aman dan paling murah," kata Sri Mulyani usai konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di kantornya, Jakarta, Selasa (29/1). 

Oleh karena itu, lanjut dia, Kemenkeu juga akan memperluas basis investor, terutama di kelompok milineal. Asal tahu saja, DJPPR mencatat, penjualan saving bond ritel (SBR) seri SBR005 mencapai Rp4,006 triliun, dengan jumlah investor milineal yang lahir pada periode 1980-2000 makin mendominasi.