Beras picu inflasi di 34 provinsi, Tito sarankan pemda diversifikasi pangan

Inflasi meningkat menyusul adanya perbedaan harga komoditas, terutama antara daerah produksi dengan konsumsi.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara daring, Senin (31/10/2022). YouTube Kemendagri RI

Badan pusat Statistik (BPS) melaporkan, beras menjadi komoditas pendorong naiknya inflasi di 34 provinsi pada Oktober 2022. Sementara itu, minyak goreng menggerek inflasi di 31 provinsi, gula pasir di 29 provinsi, bawang merah di 23 provinsi, daging sapi di 18 provinsi, telur ayam ras di 17 provinsi, dan tepung terigu di 16 provinsi.

Inflasi meningkat menyusul adanya perbedaan harga komoditas atau disparitas harga antarwilayah, terutama antara daerah produksi dengan konsumsi. Dengan demikian, harga komoditas cenderung mengalami kenaikan di daerah konsumsi.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setyanto, menyampaikan, terdapat 10 kabupaten/kota yang mengalami disparitas harga 20 komoditas bahan pangan terpilih paling tinggi dari variabel. Paling banyak terjadi di Indonesia Timur.

"Yang mengalami disparitas harga komoditas tertinggi ada Melawi (158,85), Mamberamo Tengah (163,98), Maybrat (164,16), Pegunungan Arfak (176,92), Tambrauw (185,13), Kaimana (185,92), Dogiyai (186,50), Lanny Jaya (191,88), Jayawijaya (221,39), dan Puncak (230,16)," ucapnya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (31/10).

Dalam kesempatan sama, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, lantas mengimbau kepala daerah menekan disparitas harga. Disarankannya dengan melakukan diversifikasi makanan pokok.