BI: Perbankan dalam negeri lebih kuat dari SVB di AS

BI memastikan kolapsnya tiga bank di AS tak berpengaruh bagi perbankan dalam negeri.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan, jatuhnya tiga bank di Amerika Serikat (AS), yaitu Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank tidak akan mempengaruhi perbankan di Indonesia. Namun, ia tetap melihat banyak pelajaran penting yang bisa diambil oleh perbankan Indonesia dari kejatuhan tiga bank itu.

Perry berpendapat, kolapsnya tiga bank tersebut menunjukkan model bisnis yang tidak stabil dan sangat rentan. Penyebabnya adalah deposit funding atau produk simpanannya terkonsentrasi hanya di deposan besar dan klaster yang sama.

“Ini karena konsentrasi of funding yang 93% itu adalah deposan-deposan besar dan juga dalam klaster yang sama yaitu berkaitan dengan startup maupun financial technology company,” kata Perry dalam konferensi pers BI, ditulis Jumat (17/3).

Kemudian dari sisi aset, Perry menjelaskan, penempatan dana sebagian besar dalam bentuk surat-surat berharga, khususnya pemerintah. 

Diakuinya, surat berharga pemerintah memang berisiko rendah. Namun memiliki risiko valuasi, karena sebagian besar surat berharga yang dipegang ketiga bank ini available for sale. Sedangkan, surat berharga yang held to maturity hanya sebagian kecil saja.